Show simple item record

dc.contributor.advisorPoerwanto, Roedhy
dc.contributor.advisorSopandie, Didy
dc.contributor.advisorSantosa, Edi
dc.contributor.authorHapsari, Dhika Prita
dc.date.accessioned2018-05-08T08:11:36Z
dc.date.available2018-05-08T08:11:36Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92197
dc.description.abstractKekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan utama yang dapat mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan respon bibit manggis terhadap kekeringan dan mengevaluasi beberapa metode irigasi yang efisien untuk pembibitan manggis. Penelitian dilakukan mulai Oktober 2016 – Mei 2017 (percobaan pertama) dan Mei – Juli 2017 (percobaan kedua) menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor. Percobaan pertama dilakukan menggunakan metode conventional deficit irrigation (CD) dan partial root-zone irrigation (PR), dimana perlakuan yang digunakan adalah 100% kapasitas lapang (kontrol), 50% kapasitas lapang (CD1), 30% kapasitas lapang (CD2), 100% A + 50% B kapasitas lapang (PR1), 100% A + 30% B kapasitas lapang (PR2) dan 50% A + 30% B kapasitas lapang (PR3). Perlakuan pada percobaan kedua terdiri atas 4 taraf, yaitu PEG 0%, PEG 10% (setara -0.03 MPa), PEG 15% (setara -0.41 MPa) dan PEG 20% (setara -0.67 MPa) m/v. Percobaan pertama menunjukkan penurunan pertumbuhan bibit manggis pada semua perlakuan kecuali kontrol, yang dilihat dari menurunnya bobot kering total, berkurangnnya jumlah daun, laju fotosintesis dan transpirasi serta pertumbuhan akar. Kandungan malondialdehid (MDA) dan aktivitas GPX signifikan lebih tinggi, sementara akumulasi prolin lebih rendah pada seluruh perlakuan PR dibandingkan dengan kontrol dan seluruh perlakuan CD. Senyawa metabolit sekunder seperti octacosane, cysteamine sulfonic acid, propyl oleate, 1-nanodecene, and 2-butyn-1- ol-4metoxy disintesis pada kondisi kekeringan. Kandungan kalsium dalam bentuk terlarut, pektat dan fosfat di daun cenderung meningkat pada kondisi kekeringan. Bibit manggis yang diberi perlakuan PR1 memiliki water use efficiency (WUE) yang paling tinggi, sehingga memungkinkan dilakukan pada pembibitan manggis selama kondisi air tanah tetap dijaga dalam kondisi minimal 50% KL. Percobaan kedua daun manggis pada bibit yang diberi PEG menunjukkan kekeringan yang terjadi secara perlahan dimulai dari tepi daun yang menguning dan hijau di bagian tengah. Peningkatan sudut daun terjadi dari hari ke hari pada tanaman yang mengalami kekeringan. Konsumsi air terus berfluktuasi sampai akhir percobaan mencapai 33.33 ml pada tanamaan dengan PEG 0% dan 10 ml pada tanman dengan PEG 20%. Peningkatan konsentrasi prolin terjadi dari minggu pertama sampai dengan minggu ketiga setelah perlakuan pada semua tanaman yang diberi PEG, dimana konsentrasi prolin paling tinggi terdapat pada perlakuan PEG 15% dan PEG 20% masing-masing mencapai 22.14 dan 23.46 μmol/g. Penurunan bobot kering tanaman semakin tinggi seiring dengan tinggi cekaman kekeringan yang dialami tanaman. Cekaman kekeringan tidak berpengaruh terhadap kandungan N, namun menurunkan kandungan P serta meningkatkan kandungan K, Ca dan Mg pada bibit manggis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcMangosteenid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePertumbuhan dan Respon Morfofisiologi Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordhara makroid
dc.subject.keywordkalsium pektatid
dc.subject.keywordpartial root irrigationid
dc.subject.keywordpolyethylene glycolid
dc.subject.keywordwater use efficiencyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record