dc.description.abstract | Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) merupakan salah satu satwa liar yang
mengalami penurunan populasi signifikan di Indonesia. Konflik penggunaan
lahan antara orangutan dan manusia merupakan penyebab utama penurunan
populasi. Orangutan menggunakan lahan berhutan sebagai tempat berlindung dan
mencari makan, sedangkan manusia menggunakan lahan sebagai daerah garapan.
Koridor adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi konflik
lahan yang terjadi. Terdapat 13 kantong habitat yang teridentifikasi mengalami
fragmentasi lahan di sekitar Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Identifikasi
koridor pada 3 kantong habitat dilakukan untuk mengetahui kesesuaian koridor
pada kantong habitat yang ditentukan menggunakan parameter kehadiran
orangutan, keanekaragaman pakan, pengetahuan dan persepsi masyarakat, potensi
ancaman, dukungan masyarakat, lebar dan panjang koridor, serta koneksivitas.
Kantong habitat tersebut yaitu kantong habitat A di Desa Sungai Sekonyer,
kantong habitat B di Desa Sungai Bedaun, dan kantong habitat C di Desa Tanjung
Hanau. Sebanyak 5 koridor alternatif yang telah ditentukan, terdapat 1 koridor
yang sesuai apabila dibangun koridor orangutan. | id |