Show simple item record

dc.contributor.advisorAvenzora, Ricky
dc.contributor.advisorSunarminto, Tutut
dc.contributor.authorLimbong, Evareny Yustina
dc.date.accessioned2018-04-20T06:27:53Z
dc.date.available2018-04-20T06:27:53Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91984
dc.description.abstractMeningkatnya pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Sleman berimplikasi terhadap meningkatnya kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas. Namun sayangnya, hal ini tidak disertai dengan ketersediaan sumber daya manusia yang handal dalam mengelola ekowisata budaya. Hal ini seringkali menyebabkan kegiatan ekowisata budaya berjalan tidak efektif dan efisien. Untuk menjawab permasalahan ini maka diperlukan adanya upaya untuk mensinergikan para pemangku kepentingan agar dapat berkontribusi dalam pembangunan ekowisata budaya di Kabupaten Sleman. Atas dasar ini, dipandang penting dilakukannya penelitian polarisasi orientasi di antara para pemangku kepentingan di Kabupaten Sleman. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan model kolaborasi yang efektif dan efisien di antara para pemangku kepentingan sehingga pembangunan ekowisata budaya di Kabupaten Sleman dapat berjalan optimal dan berkelanjutan. Analisis polarisasi dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap persepsi, motivasi dan preferensi dengan One Score One Indicator Scoring System dengan skala yang digunakan 1-7. Selain itu, digunakan analisis Kruskall Walis untuk melihat perbedaan orientasi di antara para pemangku kepentingan. Hasil penilaian kemudian dianalisis menggunakan analisis SWOT untuk membangun strategi kolaborasi efektif dan efisien di antara para pemangku kepentingan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembangunan ekowisata budaya di Kabupaten Sleman belum berjalan efektif dan efisien disebabkan terpolarnya orientasi para pemangku kepentingan. Hal ini ditunjukkan dengan terpolarnya persepsi para pemangku kepentingan terhadap aspek ekologi, aspek manajemen, aspek sosial budaya dan aspek ekonomi. Ditinjau dari motivasi, motivasi Pemerintah tampak terpolar dibandingkan pemangku kepentingan lainnya. Sedangkan dari sisi preferensi, kondisi terpolar tampak pada preferensi preferensi para pemangku kepentingan terhadap Pemerintah, preferensi para pemangku kepentingan terhadap masyarakat, preferensi para pemangku kepentingan terhadap wisatawan dan preferensi para pemangku kepentingan terhadap pelaku bisnis. Merujuk pada analisis SWOT, strategi yang dapat digunakan untuk mewujudkan pembangunan ekowisata budaya yang dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan yaitu dengan melakukan strategi diantaranya strategi pengembangan infrastruktur dan strategi pemasaran. Di samping itu, para pemangku kepentingan dipandang perlu untuk secara bersama mengimplementasikan model kolaborasi yang efektif dan efisien.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagement ecotourismid
dc.subject.ddcForest ecotourismid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcYogyakartaid
dc.titlePolarisasi Orientasi Pembangunan Ekowisata Budaya di antara Para Pemangku Kepentingan di Kabupaten Slemanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSlemanid
dc.subject.keywordpemangku kepentinganid
dc.subject.keywordekowisata budayaid
dc.subject.keywordpolarisasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record