Sifat Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jati (Tectona grandis L.f) Varietas Soloman di Sukamakmur Kabupaten Bogor
View/ Open
Date
2018Author
Selamat, Tambat
Widiatmaka
Widjaja, Hermanu
Metadata
Show full item recordAbstract
Varietas jati unggul semakin banyak dikembangkan yaitu jati yang memiliki
umur pendek namun tetap dengan kualitas yang baik, antara lain dengan rekayasa
genetika. Salah satu hasil pengembangan dengan cara tersebut antara lain adalah
Jati Solomon atau yang biasa disebut masyarakat Jati Jumbo. Diperlukan
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pertumbuhan tanaman dengan
karakteristik tanah yang dibutuhkan untuk pengusahaan tanaman jati, agar
pertumbuhan dapat lebih optimal dan menguntungkan secara ekonomi. Tujuan
utama penelitian ini adalah menganalisis hubungan sifat tanah dengan pertumbuhan
tanaman jati di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Untuk mencapai
tujuan utama tersebut dibutuhkan beberapa sub tujuan yaitu : menganalisis bentuk
wilayah mikro melalui pembuatan peta kontur; menganalisis sifat morfologi, sifat
fisik, dan sifat kimia tanah; mempelajari hubungan sifat-sifat tanah yang terbentuk
terhadap pertumbuhan tanaman jati Solomon; dan mengklasifikasikan tanah sampai
kategori family. Pembuatan profil tanah dimulai dengan survei lapang untuk melihat
gambaran umum lokasi penelitian. Kemudian dilakukan pembuatan peta kontur
sebagai acuan lokasi pembuatan profil tanah. Profil dibuat pada lereng atas, tengah,
dan bawah. Sampel tanah yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisis di
laboratorium. Sampel tanaman dari masing-masing profil pewakil diukur
morfologinya sebanyak 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat
tanah yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah pH dan
Kejenuhan Basa (KB). Kondisi pH netral dan kejenuhan basa yang lebih tinggi
mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jati. Hal ini disebabkan posisi P-3
terletak pada lereng bawah yang mendapatkan suplai dari lereng di atasnya.
Berdasarkan pengukuran morfologi tanaman jati dengan variabel tinggi total,
tanaman pada P-3 memiliki nilai yang paling tinggi, baik untuk 5 pohon terbaik
maupun 5 pohon terburuk. Sistem klasifikasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah sistem klasifikasi taksonomi tanah menurut Soil Survey Staff (2014) sampai
pada kategori family. Bahan induk di lokasi penelitian yaitu batu napal. Ketiga
profil tergolong kelas tekstur halus sampai sangat halus, dengan kandungan klei
>50%, sehingga menghasilkan nama tanah yang sama sampai pada kategori
greatgroup yaitu Hapludalfs. Nama tanah yang teridentifikasi sampai pada kategori
family untuk P-1 adalah Typic Hapludalfs, sangat halus, campuran, aktif,
isohipertermik, P-2 yaitu Inceptic Hapludalfs, sangat halus, campuran, aktif,
isohipertermik. Sedangkan, P-3 yaitu Typic Hapludalfs, halus, campuran,
semiaktif, isohipertermik.