Pertumbuhan Tanaman Dipterocarpaceae di Areal Hutan Penelitian Haurbentes, Jasinga, Bogor, Jawa Barat
Abstract
Tingginya tingkat degradasi dan deforestasi di Indonesia telah menimbulkan kerugian baik secara ekologi, ekonomi maupun sosial. Salah satu dampak deforestasi dan degradasi hutan yaitu terbentuknya hutan-hutan tidak produktif. Oleh karena itu upaya untuk merehabilitasinya yaitu dengan pengayaan jenis-jenis komersial setempat (seperti jenis-jenis Dipterocarpaceae) yang sesuai dengan kondisi hutan dan tapaknya. Kegagalan dalam kegiatan rehabilitasi hutan dapat disebabkan karena penggunaan tanaman yang kurang sesuai dengan karakteristik tempat tumbuhnya. Pemilihan jenis dengan memerhatikan faktor pembatas akan meningkatkan keberhasilan dalam rehabilitasi hutan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan jenis Dipterocarpaceae, besar tingkat naungan yang diperlukan, sifat fisik dan kimia tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jenis-jenis Dipterocarpaceae.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan 10 jenis Dipterocarpaceae yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Bibit ditanam dalam jalur dengan lebar jalur 1.5 meter dengan jarak tanam antar tanaman dalam jalur yang digunakan yaitu 2.5 m dan jarak antar jalur 5 m. Semua tanaman diukur persen tumbuh, diameter dan tinggi tanamannya, selanjutnya dihitung rata-rata diameter dan tinggi per bloknya. Pengukuran tersebut dilakukan saat tanaman berumur 3.5 tahun. Tiga jenis dengan pertumbuhan tercepat dianalisis hubungannya dengan keterbukaan kanopi dan sifat-sifat tanah. Data dianalisis mengggunakan regresi linier sederhana untuk keterbukaan kanopi dan regresi linier berganda untuk sifat fisik dan kimia tanah (C-organik, N-total, P-tersedia, tekstur tanah, porositas and bulk density).
Hasil penelitian menunjukkan Shorea leprosula, Shorea palembanica dan Shorea mecisopteryx memiliki pertumbuhan diameter dan tingggi tercepat dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya. Katerbukaan kanopi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman namun cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih baik pada kondisi terbuka. Pertumbuhan yang paling dipengaruhi oleh sifat tanah yaitu S. palembanica dengan nilai koefisien determinasi (R2 adjusted) untuk riap diamater dan tinggi tanaman berturut-turut, 0.946 dan 0.674 sedangkan kedua jenis Shorea lainnya memiliki nilai R2 adjusted kurang dari 0.5. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kandungan P tersedia menjadi faktor pembatas pertumbuhan ketiga jenis Shorea tersebut dan ada perbedaan masing-masing spesies dalam merespon kandungan P tersedia. Riap tinggi pada S. mecisopteryx dan riap diameter dan tinggi pada S. palembanica akan meningkat dengan menurunnya kandungan P tersedia sedangkan S. leprosula membutuhkan peningkatan kandungan P teresedia untuk meningkatkan riap diameternya.
Collections
- MT - Forestry [1412]