dc.description.abstract | Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan spesies primata yang dilindungi
karena populasinya yang terus menurun bersamaan dengan berkurangnya luas
habitat alaminya. Hal tersebut mendorong upaya dalam pelestarian bekantan
secara eks-situ, salah satunya di Taman Margasatwa Ragunan. Keberhasilan
penangkaran satwaliar direntukan dengan penerapan kondisi alami meliputi
kondisi habitat dan perilakunya. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi
perilaku bekantan dan interaksi antar individu bekantan di Pusat Primata
Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Metode pengamatan yaitu continous
recording dengan mencatat perilaku yang terjadi dari awal hingga berakhir waktu
pengamatan sehingga didapatkan durasi dan frekuensi tiap perilaku. Interaksi
antar bekantan didapatkan dari jumlah perilaku yang dilakukan oleh dua individu
bekantan secara bersamaan yang melibatkan satu sama lain. Frekuensi perilaku
yang paling tinggi yaitu perilaku berpindah dengan 111 kali oleh jantan dan 65
kali oleh betina. Durasi perilaku yang paling besar adalah perilaku istirahat, yaitu
219.27 menit oleh jantan dan 296.05 menit oleh betina. Interaksi yang paling
banyak terjadi antara bekantan jantan dan betina yaitu interaksi
perkembangbiakan sebanyak 5 kali. | id |