Pendugaan Karakteristik Tiga Jenis Bambu Indonesia dengan Metode Flat Ring Flexure Test.
View/ Open
Date
2017Author
Putri, Riris Wijayanti
Nugroho, Naresworo
Bahtiar, Effendi Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Bambu merupakan bahan berlignoselulosa yang memiliki potensi cukup besar sebagai bahan baku alternatif untuk konstruksi berkelanjutan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa untuk mengetahui kekuatan lentur suatu jenis bambu diperlukan pengujian contoh uji bambu ukuran penuh. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kemungkinan penerapan metode Flat Ring Flexure Test (FRF) yang merupakan pengujian lentur tegak lurus serat. Bahan yang digunakan meliputi bambu kuning dan bambu ampel (Bambusa vulgaris) serta bambu mayan (Gigantochloa robusta Kurz). Contoh uji berasal dari 3 jenis bambu masing-masing sebanyak 20 buluh bambu dengan panjang rata-rata 5-6 m yang dibuat dalam bentuk cincin dengan panjang kurang lebih 0.2 dari diameternya, diambil dari tiga bagian yaitu ujung, tengah, dan pangkal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan dinding MOE tegak lurus serat pada bambu kuning dan bambu mayan, sementara linear mass diameter pangkat empat (qD4) berkorelasi paling erat dengan MOE bambu ampel. Kerapatan dinding bambu pada kondisi kering oven dan kering udara berkorelasi paling erat dengan MOR tegak pada kondisi kering oven (wo) dan kering udara (wa) berkorelasi paling erat dengan lurus serat ketiga jenis bambu. Beban maksimum (Pmax) pada pengujian FRF bambu kuning dan mayan dapat diduga dengan baik menggunakan rasio linier mass per diameter (q/D), sedangkan kerapatan buluh pada kondisi kering udara (ca) merupakan penduga paling baik untuk Pmax bambu ampel. Momen maksimum (Mmax) dapat diduga dengan baik oleh linear mass (q) pada bambu kuning dan mayan, sedangkan linear mass per diameter (q/D) berkorelasi paling erat dengan Mmax bambu ampel. Klasifikasi kelas kuat bambu berdasarkan metode confident band terhadap MOE dan MOR tegak lurus serat menghasilkan 4-7 kelas kualitas struktural buluh bambu, sedangkan klasifikasi berdasarkan kapasitas (Pmax dan Mmax) menghasilkan 5-6 kelas.
Collections
- UT - Forest Products [2184]