Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.advisorBaskoro, Dwi Putro Tejo
dc.contributor.authorMuzakki, Fauzan
dc.date.accessioned2018-04-20T01:22:42Z
dc.date.available2018-04-20T01:22:42Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91688
dc.description.abstractLongsor merupakan proses pergerakan massa tanah secara cepat dan gravitatif yang mengikuti kemiringan lereng. Menurut BNPB (2014), Provinsi Jawa Barat termasuk daerah yang rawan terhadap bencana longsor karena didukung oleh kondisi topografi yang dominan berbukit dan bergunung serta curah hujan yang tinggi. Kabupaten Bandung Barat dari tahun 2015 hingga 2019 ini akan dibangun sebuah jalur kereta cepat Jakarta-Bandung yang melewati banyak wilayah perbukitan. Oleh karena itu, penelitian yang terkait dengan bahaya longsor di area pembangunan jalur kereta cepat tersebut menjadi sangat diperlukan baik untuk keperluan teknis pembangunan jalur kereta maupun untuk menunjang program mitigasi bencana longsor secara luas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan faset lahan skala 1: 25.000, pemetaan penggunaan lahan skala 1:25.000, pemetaan sub-faset lahan skala 1:25.000, dan pemetaan bahaya longsor skala 1:25.000. Metode penelitian mencakup interpretasi visual citra penginderaan jauh untuk pemetaan faset lahan dan penggunaan lahan dan MCE (Multi Criteria Evaluation) untuk penilaian bahaya longsor Skor dan bobot dari setiap parameter longsor dalam MCE diperoleh dari pendapat para pakar bencana melalui analisis AHP (Analytical Hierarchy Process). Pada penelitian ini, peta sub-faset lahan digunakan sebagai peta satuan analisis dan peta sub-faset lahan diperoleh dari hasil tumpang tindih (overlay) antara peta faset lahan dan peta penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian tersusun atas 19 jenis faset lahan, 6 jenis penggunaan lahan, dan 68 satuan subfaset lahan. Berdasarkan hasil analisis AHP dan MCE, didapatkan bahwa faktor utama penyebab longsor di lokasi penelitian (rencana pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung CK 88-CK 114) adalah faktor geologi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelas bahaya longsor yang dominan luasannya adalah kelas bahaya longsor sedang, seluas 42% dari total luas lokasi penelitian, kemudian kelas bahaya longsor tinggi seluas 30%, dan kelas bahaya longsor rendah seluas 28%. Jika dilakukan perbandingan antara jumlah titik longsor yang diperoleh di lapangan terhadap luasan kelas bahaya longsor dari titik-titik tersebut maka didapatkan suatu nilai kerapatan longsor dari tinggi hingga rendah yang berturut-turut terdapat pada kelas bahaya tinggi, sedang, dan rendah. Dengan demikian prediksi zona bahaya longsor yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dikategorikan baik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil sciencesid
dc.subject.ddcLandslidesid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBandung Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Bahaya Longsor Di Area Rencana Pembangunan Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung CK 88- CK 114 Kabupaten Bandung Barat.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbahayaid
dc.subject.keywordlongsorid
dc.subject.keywordkereta cepat Jakarta-Bandungid
dc.subject.keywordfaset lahanid
dc.subject.keywordKabupaten Bandung Baratid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record