dc.description.abstract | Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan perekonomian Indonesia, serta
kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan, dan adanya program Gemar Makan
Ikan (Gemarikan) yang dikampanyekan Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), angka konsumsi ikan terus meningkat. Untuk pemenuhan permintaan
produk ikan yang begitu besar, maka KKP membuat program industrialisasi
perikanan, salah satunya adalah pada sektor perikanan budidaya dengan
mengangkat komoditas ikan nila sebagai komoditas unggulan. Pemenuhan
kebutuhan ikan nila bagi konsumen tidak terlepas dari sistem manajemen rantai
pasok. Jaringan rantai pasok produk ikan nila salah satunya adalah yang
dijalankan oleh Bandar Sriandoyo sebagai unit bisnis perikanan yang bermitra
dengan pembudidaya ikan nila di Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.
Namun dalam pengelolaan rantai pasok masih mengalami kendala dalam
ketepatan waktu maupun jumlah dan kualitas yang dibutuhkan konsumen, hal
tersebut mengindikasikan adanya permasalahan dalam rantai pasok ikan nila.
Maka pada penelitian ini berusaha menjawab beberapa permasalahan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis rantai pasok ikan nila pada
Bandar Sriandoyo di Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas; 2)
Menganalisis kinerja rantai pasok ikan nila di Kecamatan Tugumulyo Kabupaten
Musi Rawas; 3) Menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok ikan nila yang ada di
Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.
Penelitian ini dilakukan pada salah satu unit bisnis yaitu Bandar Sriandoyo
yang bermitra dengan 38 pembudidaya ikan nila di Kecamatan Tugumulyo
Kabupaten Musi Rawas. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(Purposive sampling) dengan pendekatan studi kasus. Data diolah melalui tiga
tahapan: (1) Analisis rantai pasok ikan nila secara deskriptif dengan metode Food
Supply Chain Networks (FSCN), (2) Pengukuran kinerja rantai pasok ikan nila
dengan membandingkan nilai atribut kinerja metrik SCOR pada tingkat
pembudidaya mitra dan Bandar Sriandoyo dengan benchmarking pada food
SCORcard, dan (3) Analisis efisiensi kinerja rantai pasok ikan nila dengan
metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Kondisi rantai pasok ikan nila pada Bandar Sriandoyo di Kecamatan
Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas berdasarkan pendekatan FSCN melibatkan
anggota primer rantai pasok terdiri dari pembudidaya mitra, Bandar Sriandoyo,
bakul (pedagang besar), dan pedagang pengecer. Pola aliran barang, aliran
finansial, dan aliran informasi secara umum telah berjalan relatif baik. Terutama
aliran informasi yang terjadi secara dinamis menjadi faktor penting berjalannya
proses bisnis dan perencanaan kolaboratif, serta terbangunnya kepercayaan
diantara anggota rantai pasok ikan nila.
Kinerja rantai pasok ikan nila di Kecamatan Tugumulyo baik pada tingkat
pembudidaya mitra maupun Bandar Sriandoyo bahwa secara umum telah
mencapai kinerja baik setelah dibandingkan dengan nilai pada food SCORcard
sebagai benchmarking. Dimana sebagian atribut kinerja telah mencapai target
status superior, yang merupakan pencapaian nilai kinerja tebaik, yaitu untuk
atribut kinerja lead time pemenuhan pesanan, siklus pemenuhan pesanan, biaya,
cash to cash cycle time, dan pemenuhan pesanan. Sedangkan untuk atribut kinerja
pengiriman dan kesesuaian dengan standar mencapai target status advantage.
Artinya kondisi tersebut masih menguntungkan di tingkat Bandar (pengumpul)
dan pembudidaya mitra serta berpeluang untuk ditingkatkan hingga kinerja
maksimum.
Hasil pengukuran efisiensi kinerja rantai pasok bahwa 23 pembudidaya
mitra (60 persen) telah mencapai efisien teknis karena memiliki nilai efisiensi
kinerja 100 persen. Sedangkan 15 pembudidaya mitra (40%) masih belum
mencapai efisiensi kinerja secara relatif. Sedangkan pada tingkat Bandar
Sriandoyo telah mencapai efisiensi teknis karena memiliki nilai efisiensi kinerja
100%, artinya dari faktor input maupun output pada Bandar Sriandoyo telah
berjalan sesuai target yang ditetapkan
Efisiensi kinerja pada sebagian pembudidaya mitra yang belum mencapai
efisiensi teknis, maka pada faktor input yang perlu ditingkatkan adalah atribut
kinerja lead time pemenuhan pesanan dengan cara menurunkan nilainya.
Sedangkan faktor output yang perlu ditingkatkan yaitu kinerja pengiriman,
pemenuhan pesanan dan kesesuaian dengan standar harus ditingkatkan dengan
cara menaikkan nilainya. | id |