dc.description.abstract | Kegiatan perdagangan komoditi ekspor pertanian Indonesia tidak terlepas dari pemberlakuan hambatan tarif dan non tarif. WTO telah menyepakati dan memberlakukan tingkat tarif untuk semua komoditi perdagangan terhadap semua negara baik itu negara maju maupun negara berkembang. Keberadaan pembatasan tarif yang diberlakukan dalam kegiatan perdagangan, menyebabkan dan mendorong untuk melakukan tindakan non tarif (non tariff measures/NTM). Tujuan dari pemberlakuan tindakan non tarif salah satunya adalah untuk memproteksi pada tingkat produsen negara pengimpor dalam melakoni tingkat persaingan impor dengan produk asing negara luar. Pemberlakuan NTM yang paling banyak di terapkan adalah Sanitary and Phytosanitary (SPS) dan Tehnical Barriers to Trade (TBT). Pemberlakuan SPS dan TBT banyak ditemukan di negara kawasan Uni Eropa.
Indonesia merupakan salah satu negara produsen kakao terbesar dunia, dimana menempati posisi ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Sebagai salah satu negara pemasok utama kebutuhan kakao dunia, Uni Eropa merupakan tujuan pasar ekspor kakao Indonesia. Berdasarkan data dari Comtrade 2016, menunjukkan ekspor komoditi kakao Indonesia di kawasan Uni Eropa menunjukkan trend yang berfluktuatif. Kegiatan perdagangan Kakao di Uni Eropa tidak terlepas dari hambatan yang dikemas menjadi paket kebijakan perdagangan sehingga menghambat eksportir kakao Indonesia. Hambatan non tarif merupakan salah satu isu sentral dalam perdagangan internasional. Oleh karena itu, penelitian sehubungan pengaruh kebijakan NTM terhadap ekspor kakao Indonesia ke Uni Eropa perlu untuk dilakukan. Dengan keberadaan penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan pemahaman sehubungan tentang kebijakan kegiatan perdagangan dalam bentuk NTM. Analisis gravity model menunjukkan hasil bahwa NTM dalam bentuk SPS dan TBT pada ekspor kakao Indonesia ke Uni Eropa tidak hanya menunjukkan pengaruh yang negatif akan tetapi menunjukkan pengaruh positif. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yakni populasi negara pengimpor, GDP per kapita negara pengimpor, jarak ekonomi antara negara pengekspor dengan negara pengimpor, NTM (SPS dan TBT), nilai tukar riil negara pengekspor terhadap negara pengimpor dan harga kakao negara pengekspor. Faktor-faktor tersebut berdasarkan hasil estimasi, memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap ekspor kakao pada jenis komoditi yang beragam. Variabel NTM (SPS dan TBT) didekati dengan menggunakan pendekatan frequency index, dimana pada model penelitian menunjukkan tanda yang bervariasi yakni ada yang memiliki tanda positif dan negatif. | id |