Show simple item record

dc.contributor.advisorAriyanti, Nunik Sri
dc.contributor.advisorWalujo, Eko Baroto
dc.contributor.authorFadila, Muhammad Adeng
dc.date.accessioned2018-04-18T07:29:18Z
dc.date.available2018-04-18T07:29:18Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91491
dc.description.abstractIndonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak suku bangsa, yang memiliki beragam adat dan budaya, serta kearifan lokal. Pemanfaatan tanaman dari sekitarnya untuk pengobatan tradisional termasuk kearifan lokal suku bangsa di Indonesia. Sebagian besar suku bangsa di Indonesia masih mempraktikkan pengobatan tradisional mereka; berbagai latar belakang budaya, sumber daya hayati, dan kondisi geografis dapat memengaruhi keberagaman pengetahuan terhadap pemanfaatan tanaman obat tradisional di antara mereka. Beragam suku bangsa di Indonesia menyediakan kesempatan untuk dilakukan penelitian etnobotani dan dokumentasi pengetahuan dan kearifan lokal mereka dalam praktik pengobatan tradisional dari masing-masing suku bangsa. Penelitian tentang obat modern dapat diprakarsai dengan melakukan studi etnobotani untuk mencari tanaman potensial yang digunakan untuk pengobatan tradisional dan dilanjutkan dengan penelitian tentang bioprospeksi untuk mencari senyawa komersial dari obat-obatan yang dapat dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang konsepsi mengenai sehat dan sakit, jenis penyakit yang umum dikenali, dan preferensi terhadap penyehat tradisional (hattra) di masyarakat suku Serawai. Penelitian juga bertujuan mengidentifikasi jenis tetumbuhan dan bagian yang dimanfaatkan, serta mendeskripsikan khasiat dan proses pemanfaatan tetumbuhan dalam pengobatan tradisional suku Serawai. Serangkaian survei etnobotani terkait pengobatan tradisional suku Serawai telah dilakukan, pertama-tama dengan mewawancarai informan kunci dan responden untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Metode yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan wawancara bebas (open-ended interview). Penelitian ini melibatkan tujuh informan kunci dan 232 responden. Informan kunci ditentukan berdasarkan keahlian dan luasnya pengetahuan mengenai tetumbuhan obat, misalnya penyehat tradisional (hattra) dan tetua adat. Responden ditentukan berdasarkan 30% dari jumlah kepala keluarga. Data dan informasi dari informan kunci dan responden dikonfirmasi secara menyeluruh melalui Focus Group Discussion (FGD). Hasil FGD antara lain representasi pengetahuan pengobatan tradisional suku Serawai; seperti konsep sehat dan sakit, jenis penyakit yang umum dikenali oleh masyarakat Serawai, serta jenis tetumbuhan yang dimanfaatkan dalam pengobatan. FGD juga dilakukan untuk memberi skor pemanfaatan tumbuhan sebagai obat dibanding pemanfaatan lainnya, serta skor kepentingan suatu jenis tumbuhan obat dibandingkan jenis lainnya. Pemberian skor dilakukan dengan metode distribusi kerikil atau Pebble Distributed Methods (PDM). Kemudian penilaian Local User’s Value Index (LUVI) dilakukan untuk setiap jenis tumbuhan berdasarkan skor yang didapat. Nilai LUVI ini menunjukkan tingkat kepentingan jenis tetumbuhan obat berdasarkan pendapat masyarakat suku Serawai. Spesimen tetumbuhan obat dikoleksi di lapangan dengan melibatkan informan kunci. Spesimen ini digunakan untuk menverifikasi indentitas jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat suku Serawai. 2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sehat menurut masyarakat serawai adalah kondisi fisik yang nyaman dan tidak ada keluhan baik secara jasmani maupun rohani. Masyarakat serawai umumnya (55.6 %) dalam menjaga kesehatan dan menangani penyakitnya mengandalkan hattra dan dokter dengan alasan akses yang sama, ingin membandingkan atau sebagai alternatif pengobatan. Sedikitnya terdapat 37 jenis penyakit yang dikenali oleh masyarakat Suku Serawai. Jenis-jenis penyakit tersebut dapat ditangani dengan memanfaatkan 67 jenis tumbuhan, yang terdiri dari 62 marga dan 32 suku. Suku Asteraceae (7 jenis), Fabaceae (6 jenis), dan Poaceae (5 jenis) merupakan suku tetumbuhan yang jenis-jenisnya paling banyak dimanfaatkan sebagai obat. Hampir sebagian besar (95%) jenis tetumbuhan yang dikenali oleh masyarakat Suku Serawai bersifat kuratif dan sisanya (5%) bersifat aditif. Tetumbuhan yang dimanfaatkan oleh Suku Serawai sebagai obat tradisional digunakan baik sebagai bahan tunggal maupun ramuan, dalam bentuk obat oles (48%), obat oral (38%), obat tetes (12%) dan obat supossitoria (2%). Obat tunggal yaitu obat yang berasal dari satu jenis tetumbuhan, sedangkan obat ramuan yaitu obat yang berasal dari beberapa jenis tetumbuhan. Bahan obat dapat berupa bagian tumbuhan (akar, rimpang, umbi, batang, kulit batang, daun, bunga, buah, dan biji, serta getah) maupun seluruh bagian tumbuhan. Masyarakat Serawai paling banyak memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan yang diambil daunnya sebagai bahan obat (39 jenis), kemudian berturut-turut jenis-jenis tumbuhan dengan bagian yang dimanfaatkan adalah buah, akar, kulit batang, dan biji. Pemanfaatan tetumbuhan sebagai obat oleh masyarakat suku Serawai diberi skor sebesar 12.3% dibandingkan dengan pemanfaatan lainnya (makanan utama, makanan tambahan, rempah, ritual, minuman, kosmetik, dan perabotan). Nilai LUVI tetumbuhan obat yang tinggi (0.21%-0.32%) diberikan untuk Oryza sativa, Musa x paradisiaca, Cocos nucifera, Musa acuminata, Zingiber officinale dan Coffea canephora. Nilai LUVI tertinggi diberikan pada Oryza sativa.Tiga jenistetumbuhan obat tradisional suku Serawai ini, yaitu jegangau (Acorus calamus), talas (Colocasia esculenta), dan tuku bumi (Elephantopus scaber), dalam status risiko rendah berdasarkan daftar merah berdasarkan acuan International Union for Conservation of Nature (IUCN). Status konservasi (berdasarkan IUCN) untuk tetumbuhan obat suku Serawai jenis-jenis lainnya belum dievaluasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcPlant biologyid
dc.subject.ddcEthnobotanyid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBengkulu-SUMSELid
dc.titleBiodiversitas Tetumbuhan Obat Tradisional Suku Serawai di Seluma, Bengkuluid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordetnobotaniid
dc.subject.keywordhattraid
dc.subject.keywordramuan herbalid
dc.subject.keywordtetumbuhan obat aditifid
dc.subject.keywordtetumbuhan obat kuratifid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record