Show simple item record

dc.contributor.advisorHermadi, Irman
dc.contributor.advisorNurhadryani, Yani
dc.contributor.authorMarcheta, Noorlela
dc.date.accessioned2018-04-18T07:23:16Z
dc.date.available2018-04-18T07:23:16Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91478
dc.description.abstractE-Government merupakan istilah dalam penggunaan ICT (Information and Communication Technology) untuk mengubah hubungan antara pemerintahan dan masyarakat dengan cara yang positif. Saat ini pemerintah telah merespon positif dengan mewajibkan seluruh pemerintahan dan lembaga publik untuk memanfaatkan teknologi informasi terhadap kepentingan pelayanan publik dan administrasi pemerintahan. Salah satu masalah yang paling penting yang dihadapi oleh software developer dan user adalah memprediksi ukuran sistem pemrograman dan usaha pengembangannya. Nilai usaha ini akan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang sangat penting dan harus dikelola dari mulai memprediksi biaya yang diperlukan untuk keseluruhan proyek sampai pengendalian dana yang dikeluarkan untuk keperluan proyek selama proyek berjalan. Sumberdaya yang dimanfaatkan yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu). Semua sumberdaya tersebut memerlukan manajemen (perencanaan dan pengendalian) dari penyusunan konsep sampai penyelesaian proyek. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan estimasi effort, waktu dan cost melalui pendekatan Function Point (FP). Perhitungan FP didasarkan pada karakteristik dari ranah informasi dan kompleksitas perangkat lunak yang merupakan unit pengukuran untuk perangkat lunak seperti detik untuk mengukur waktu, mil untuk mengukur jarak atau celcius untuk mengukur suhu. FP mengukur perangkat lunak berdasarkan fungsi yang digunakan secara efektif sebagai sarana untuk mengukur sistem yang tahapannya dapat diubah sesuai dengan kebijakan perusahaan pengembang perangkat lunak. Pemodelan estimasi pada penelitian ini dapat digunakan pada tahapan awal pengembangan dengan menggunakan dokumen TOR (Term Of Reference) dan estimasi pada tahapan perancangan menggunakan dokumen SyRS (System Requirements Specification). Sehingga diharapkan penelitian ini akan membantu pemerintahan, baik pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah untuk membuat estimasi effort yang lebih baik. Pemodelan ini menawarkan estimasi berdasarkan ukuran perangkat lunak. Sehingga semakin besar ukuran perangkat lunak dan kompleksitas sistem maka nilai effort dan cost perangkat lunak juga akan semakin besar. Langkah pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis informasi dasar perangkat lunak menggunakan teknik wawancara. Kemudian menghitung Unadjusted Function Points Count (UFC) yang dilakukan dengan menghitung kuantitas dari setiap domain informasi yang terdiri atas: External Input (EI), External Inquiry (EQ), External Output (EO), Internal Logical File (ILF), dan Eksternal Interface File (EIF). Kemudian jumlah pada setiap domain informasi dihitung menggunakan tabel perhitungan UFC yang telah disediakan. Langkah kedua adalah menghitung Technical Complexity Factor (TCF) yang berfungsi untuk menghitung kompleksitas teknis dari suatu perangkat lunak dari subyek perspektif yang paling berpengaruh terhadap usaha pengembangan yang dibutuhkan menggunakan quetioner. Penilaian dilakukan dengan skala pengukuran 0 sampai 5 yang diberikan pada tiap subyek yang dinilai berpengaruh terhadap kompleksitas suatu perangkat lunak. Langkah ketiga adalah menghitung nilai FP dengan menggunakan hasil pengukuran UFC dan TCF. Kemudian nilai FP diterjemahkan kedalam nilai effort menggunakan pendekatan 4 model, yaitu: Model Albrecht dan Gaffney, Kemerer, Regresi proyek kecil dan SMPEEM. Nilai effort ini digunakan untuk menghitung sumber daya yang dibutuhkan dalam pembangunan perangkat lunak yaitu durasi proyek dan PWE (Project Work Effort) untuk mengetahui kebutuhan waktu pelaksanaan proyek dan menghitung kebutuhan cost proyek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil perhitungan nilai effort dengan menggunakan Function Points pada model Albrecht dalam rata-rata 1 FP menghasilkan effort 37.93 man-month. Model Kemerer menunjukkan bahwa ratarata 1 FP menghasilkan effort 1.21 man-month. Model Regresi proyek kecil menunjukkan bahwa rata-rata 1 FP menghasilkan effort 2.79 man-month. Sedangkan model SMPEEM menunjukkan bahwa rata-rata 1 FP menghasilkan effort 2.70 man-month. Nilai rata-rata hasil estimasi effort, estimasi cost, dan estimasi waktu yang ditunjukan pada perhitungan terhadap 6 pengembangan sistem terjadi overestimated. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan secara aktual terhadap manmonth lebih sedikit, jumlah cost lebih rendah, dan kebutuhan waktu lebih cepat berdasarkan model yang diusulkan. Walaupun demikian pemodelan ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk menentukan estimasi effort, cost, dan waktu pembangunan sistem e-government.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcComputerid
dc.subject.ddcManagement systemsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePemodelan Estimasi Effort Pengembangan Sistem menggunakan Function Point (Studi Kasus Sistem E-Government).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordE-Governmentid
dc.subject.keywordEstimasi Effortid
dc.subject.keywordFunction Pointid
dc.subject.keywordSoftware Matrixid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record