Show simple item record

dc.contributor.advisorMegia, Rita
dc.contributor.advisorPurnamaningsih, Ragapadmi
dc.contributor.authorNurhayani, Siti
dc.date.accessioned2018-04-18T07:18:31Z
dc.date.available2018-04-18T07:18:31Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91477
dc.description.abstractBambu merupakan tanaman yang memiliki banyak fungsi. Batang bambu dapat digunakan untuk bahan bangunan dan sebagai bahan pembuatan kertas. Fungsi yang paling penting adalah menahan erosi tanah, meningkatkan penyerapan CO2 dan sebagai bahan untuk pembuatan biofuel. Perkembangbiakan vegetatif pada bambu akan menurunkan keragaman karena tidak adanya peluang terjadinya penyerbukan silang. Teknik lain untuk meningkatkan keragaman bambu dapat menggunakan Ethyl Methane Sulphonate (EMS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi dan durasi perendaman EMS terhadap pertumbuhan bambu secara in vitro dan perbedaan morfologi B.balcooa dan B.beecheyana setelah induksi mutasi. B.balcooa dan B.beecheyana bukan bambu asli Indonesia, sehingga dibutuhkan teknik kultur jaringan untuk membudidayakan kedua jenis bambu ini sebelum proses induksi mutasi. Bahan yang digunakan adalah tunas aksilar dari kedua jenis bambu tersebut, lalu ditanam pada lima formulasi media yang berbeda untuk menemukan media terbaik. Kelima formulasi media tersebut adalah (1) MS0; MS mengandung: (2) BAP 0.1 mg/l, (3) BAP 0.3 mg/l, (4) BAP 0.1 mg/l + TDZ 0.1 mg/l dan (5) BAP 0.3 mg/l + TDZ 0.1 mg/l. Setelah menemukan media terbaik, tahap selanjutnya adalah induksi mutasi menggunakan EMS. Konsentrasi EMS yang digunakan adalah 0%, 0.1%, 0.3%, 0.5%, dan 1% dengan durasi perendaman selama 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Setelah proses mutasi, dilakukan induksi akar dengan menanam tunas pada media MS mengandung IBA 10 mg/l + NAA 5 mg/l. Aklimatisasi dilakukan menggunakan media 1) tanah + sekam + kompos (1:1:1), 2) tanah + sekam + vermikompos (1:1:1). Media MS mengandung BAP 0.1 mg/l + TDZ 0.1 mg/l merupakan media terbaik untuk multiplikasi B. balcooa dan B. beecheyana. Media MS mengandung BAP 0.3 mg/l + TDZ 0.1 mg/l dapat menghasilkan tunas paling banyak, namun kualitas tunas rendah. Media yang digunakan sebagai media tanam setelah induksi mutasi adalah media MS + BAP 0.1 mg/l + TDZ 0.1 mg/l. Konsentrasi dan durasi perendaman EMS berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas, daun dan tinggi tunas pada B. balcooa dan B. beecheyana. Pertumbuhan B. balcooa dan B. beecheyana menurun pada dosis disekitar LD50. LD50 B. balcooa pada konsentrasi EMS 0.91% dengan durasi perendaman 90 menit dan LD50 B. beecheyana pada konsentrasi EMS 0.93% 100 menit. Variasi morfologi seperti chimera pada daun B. balcooa ditemukan pada konsentrasi disekitar LD50. Pertumbuhan akar sulit terjadi akibat planlet mengalami browning. Vermikompos merupakan pupuk terbaik yang dapat digunakan untuk tahap aklimatisasi pada B. balcooa dan B. beecheyana.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcPlant Biologyid
dc.subject.ddcBambooid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Konsentrasi dan Durasi Perendaman Ethyl Methane Sulphonate (EMS) Terhadap Pertumbuhan Bambusa balcooa Roxb. dan Bambusa beecheyana Munro Melalui Kultur In Vitroid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBambuid
dc.subject.keywordLD50id
dc.subject.keywordMutagen kimiaid
dc.subject.keywordMutasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record