dc.description.abstract | Bambu merupakan tanaman yang memiliki banyak fungsi. Batang bambu
dapat digunakan untuk bahan bangunan dan sebagai bahan pembuatan kertas.
Fungsi yang paling penting adalah menahan erosi tanah, meningkatkan
penyerapan CO2 dan sebagai bahan untuk pembuatan biofuel.
Perkembangbiakan vegetatif pada bambu akan menurunkan keragaman
karena tidak adanya peluang terjadinya penyerbukan silang. Teknik lain untuk
meningkatkan keragaman bambu dapat menggunakan Ethyl Methane Sulphonate
(EMS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi dan
durasi perendaman EMS terhadap pertumbuhan bambu secara in vitro dan
perbedaan morfologi B.balcooa dan B.beecheyana setelah induksi mutasi.
B.balcooa dan B.beecheyana bukan bambu asli Indonesia, sehingga
dibutuhkan teknik kultur jaringan untuk membudidayakan kedua jenis bambu ini
sebelum proses induksi mutasi. Bahan yang digunakan adalah tunas aksilar dari
kedua jenis bambu tersebut, lalu ditanam pada lima formulasi media yang berbeda
untuk menemukan media terbaik. Kelima formulasi media tersebut adalah (1)
MS0; MS mengandung: (2) BAP 0.1 mg/l, (3) BAP 0.3 mg/l, (4) BAP 0.1 mg/l +
TDZ 0.1 mg/l dan (5) BAP 0.3 mg/l + TDZ 0.1 mg/l. Setelah menemukan media
terbaik, tahap selanjutnya adalah induksi mutasi menggunakan EMS. Konsentrasi
EMS yang digunakan adalah 0%, 0.1%, 0.3%, 0.5%, dan 1% dengan durasi
perendaman selama 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Setelah proses mutasi,
dilakukan induksi akar dengan menanam tunas pada media MS mengandung IBA
10 mg/l + NAA 5 mg/l. Aklimatisasi dilakukan menggunakan media 1) tanah +
sekam + kompos (1:1:1), 2) tanah + sekam + vermikompos (1:1:1).
Media MS mengandung BAP 0.1 mg/l + TDZ 0.1 mg/l merupakan media
terbaik untuk multiplikasi B. balcooa dan B. beecheyana. Media MS mengandung
BAP 0.3 mg/l + TDZ 0.1 mg/l dapat menghasilkan tunas paling banyak, namun
kualitas tunas rendah.
Media yang digunakan sebagai media tanam setelah induksi mutasi adalah
media MS + BAP 0.1 mg/l + TDZ 0.1 mg/l. Konsentrasi dan durasi perendaman
EMS berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas, daun dan tinggi tunas pada B.
balcooa dan B. beecheyana. Pertumbuhan B. balcooa dan B. beecheyana menurun
pada dosis disekitar LD50. LD50 B. balcooa pada konsentrasi EMS 0.91% dengan
durasi perendaman 90 menit dan LD50 B. beecheyana pada konsentrasi EMS
0.93% 100 menit. Variasi morfologi seperti chimera pada daun B. balcooa
ditemukan pada konsentrasi disekitar LD50. Pertumbuhan akar sulit terjadi akibat
planlet mengalami browning. Vermikompos merupakan pupuk terbaik yang dapat
digunakan untuk tahap aklimatisasi pada B. balcooa dan B. beecheyana. | id |