dc.description.abstract | Ikan koi merupakan komoditas andalan ikan hias Indonesia yang memiliki
potensi menjadi salah satu aset pasar ikan hias dunia. Desa Babakan termasuk
memiliki persentase tertinggi produksi ikan koi, keunggulan wilayah perairan,
pasar, pembudidaya ikan koi, dan kawasan minapolitan yang mendukung program
pemerintah melalui konsep minapolitan membangun daerah sentra produksi ikan
koi terbesar di tanah air. Ikan koi selain produk sektor perikanan prospektif
dengan sifat survival rate rendah, membutuhkan perlakuan untuk mengurangi
tingkat kematian sehingga membutuhkan biaya terhadap fungsi pemasaran. Besar
biaya tergantung nilai tambah yang dilakukan lembaga pemasaran. Penilaian atas
biaya tambahan terhadap fungsi pemasaran yang dilakukan menjadi sangat
penting dalam penanganan produk perikanan khususnya efisiensi pemasaran di
Desa Babakan. Pemasaran yang efisien mempunyai implikasi bahwa produk
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga mampu bersaing baik
dalam hal harga dan kualitas.
Tujuan penelitian adalah (1) menganalisis efisiensi pemasaran ikan koi dan
(2) menganalisis implikasi efisiensi pemasaran ikan koi. Penelitian ini dilakukan
pada pembudidaya ikan koi yang melakukan usaha budidaya mulai dari
pembenihan sampai panen, ukuran ikan yang dihasilkan dengan panjang 15 cm
dan memiliki warna yang tidak polos di Desa Babakan Kecamatan Ciseeng,
Kabupaten Bogor serta saluran pemasaran yang terdapat pada pemasaran ikan koi.
Analisis yang digunakan adalah marjin pemasaran, farmer’s share, rasio
keuntungan terhadap biaya, dan Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil
penelitian menunjukkan tiga lembaga pemasaran yang terlibat, yaitu pedagang
desa, supplier, dan pedagang toko. Saluran pemasaran yang terbentuk berjumlah
enam saluran dengan fungsi pemasaran baik pertukaran, fisik, dan fasilitas.
Efisiensi saluran pemasaran terjadi pada saluran 5 dengan pendekatan marjin
pemasaran Rp13 916, farmer’s share 38.15 persen dan rasio keuntungan terhadap
biaya 23.10. Pengukuran menggunakan DEA diperoleh Decision Making Unit
(DMU) saluran pemasaran yang telah efisien sebesar 66.7 persen, yaitu saluran 2,
4, 5, dan 6. Berdasarkan perhitungan DEA terhadap DMU yang tidak efisien pada
saluran pemasaran 3 dengan nilai Variable Return to Scale Efficiency (VRSE)
terkecil 0.83 diatasi dengan meningkatkan variabel output keuntungan Rp6 404.9,
farmer’s share 12.92 persen, dan π/c sebesar 3.77 serta penyesuaian input dengan
menurunkan marjin pemasaran Rp3 697.7 per ekor. Kemudian ketidakefisienan
pemasaran ikan koi pada saluran pemasaran 1 dengan nilai Variable Return to
Scale Efficiency (VRSE) mendekati 1, yaitu 0.93 diatasi dengan meningkatkan
variabel output keuntungan Rp2 779.78, farmer’s share 16.26 persen, dan π/c
sebesar 0.83 serta penyesuaian input dengan menurunkan marjin pemasaran Rp4
064 dan biaya pemasaran Rp22.78 per ekor. | id |