Pemanfaatan domba Garut (Ovis aries) sebagai Hewan Model Osteoartritis: Analisis Sendi Femorotibialis
View/ Open
Date
2017Author
Rakhmawati, Handina
Boediono, Arief
Nurhidayat
Metadata
Show full item recordAbstract
Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh peternak di Indonesia dengan keunggulan yaitu mudah dipelihara, cepat berkembang biak, dan dapat diternakkan sebagai penghasil daging, wool, dan kulit. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini domba telah digunakan sebagai hewan model dalam mempelajari patogenesis penyakit di bidang ortopedi manusia seperti pada kasus pada sendi, ligamen, dan tulang. Domba Garut merupakan plasma nutfah Indonesia yang memiliki struktur, kepadatan, dan ukuran sendi mirip dengan sendi manusia dibandingkan dengan hewan kecil lainnya. Hal ini merupakan dasar dari pemanfaatan domba Garut sebagai hewan model dalam bidang ortopedi manusia. Salah satu penyakit yang paling banyak terjadi dalam bidang ortopedi manusia adalah osteoartritis (OA) yang merupakan penyakit sendi degeneratif dengan berbagai faktor penyebab seperti usia, trauma, obesitas, dan faktor genetik. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kerusakan tulang rawan dan terbentuknya tulang yang abnormal sehingga dapat mengganggu aktivitas gerak dari penderitanya. Kondisi tersebut dapat diamati dengan bantuan hewan model dalam menganalisis patogenesis kejadian OA lutut agar dapat dilakukan pencegahan dan terapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi domba Garut (Ovis aries) sebagai hewan model osteoartritis sendi femorotibialis dengan induksi menisektomi yang diikuti latihan berjalan. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik induksi dengan menentukan waktu observasi untuk menghasilkan gambaran patogenesis tahap awal OA sendi femorotibialis.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama merupakan pemilihan teknik induksi OA pada sendi femorotibialis kaki kanan domba serta penentuan lama waktu observasi, sedangkan tahap kedua merupakan penggunaan teknik induksi berdasar penetapan pada penelitian pertama dengan pengurangan waktu observasi. Penelitian tahap pertama menggunakan 4 ekor domba Garut (Ovis aries) berumur 4 tahun, berjenis kelamin betina, dengan berat badan 35-40 kg, sehat, dan telah diaklimatisasi selama 2 minggu. Domba dibagi menjadi 2 kelompok: kelompok satu yaitu induksi unilateral menisektomi total meniskus lateral (n=2) dan kelompok dua yaitu induksi unilateral menisektomi total meniskus lateral dan parsial meniskus medial (n=2). Teknik induksi tersebut disertai dengan latihan berjalan sejauh lebih kurang 150 m setiap hari selama 3 minggu, selanjutnya dilakukan penambahan waktu observasi selama 4 minggu. Parameter yang diukur adalah penilaian radiologi dan makroskopis untuk menentukan kerusakan dari induksi OA pada sendi femorotibialis kaki kanan domba.
Penelitian tahap kedua menggunakan 6 ekor domba Garut (Ovis aries) dengan kriteria yang sama dengan tahap pertama. Dalam pembagian kelompok, domba dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dengan perlakuan latihan berjalan selama 3 minggu (n=3) dan kelompok perlakuan dengan induksi unilateral menisektomi total meniskus lateral disertai latihan berjalan selama 3 minggu (n=3). Parameter yang diukur pada tahap kedua adalah analisis cara berjalan meliputi stance phase dan swing phase, distribusi tumpuan pada masing-masing kaki, penilaian radiologi, makroskopis, dan mikroskopis dari sendi femorotibialis kaki kanan domba.
Berdasarkan hasil tahap pertama, teridentifikasi bahwa dengan unilateral menisektomi total meniskus lateral saja telah dapat memberikan hasil penilaian radiologi dan makroskopis patogenesis OA sendi femorotibialis berupa kerusakan facies articularis dari condylus lateralis yang spesifik dan fokal. Dalam observasi yang dilakukan ternyata waktu yang diberikan terlalu lama, sehingga hasil kerusakan facies articularis dari condylus os tibia mendapatkan penilaian derajat akhir dari kejadian OA sendi femorotibialis. Hal ini menyebabkan induksi OA sendi femorotibialis dengan waktu observasi 8 minggu post menisektomi tidak dapat dijadikan sebagai gambaran patogenesis OA sendi femorotibialis dan tidak dapat dijadikan sebagai hewan model, sehingga diperlukan pengurangan waktu dalam penelitian kedua untuk menghasilkan derajat kerusakan awal OA sendi femorotibialis. Pada tahap kedua menunjukkan adanya perubahan pada kelompok perlakuan berupa kerusakan facies articularis dari condylus lateralis yang fokal dan spesifik pada derajat awal kejadian OA lutut dengan waktu observasi selama 4 minggu post menisektomi. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa induksi OA sendi femorotibialis dengan unilateral menisektomi total meniskus lateral yang diikuti latihan berjalan dapat mempengaruhi beban yang diterima oleh sendi, dengan adanya gerakan antara os femoris dan os tibia selama berjalan yang menyebabkan gesekan antara keduanya. Selain gejala tersebut, dapat dilakukan identifikasi dan analisis dari efek induksi OA sendi femorotibialis dengan observasi radiologi, makroskopis, dan mikroskopis. Dapat disimpulkan bahwa dalam observasi 4 minggu post menisektomi pada domba sangat berpotensi untuk digunakan sebagai gambaran patogenesis OA sendi femorotibialis pada tahap awal.
Collections
- MT - Veterinary Science [903]