Show simple item record

dc.contributor.advisorRifin, Amzul
dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.authorRosiana, Agista
dc.date.accessioned2018-04-18T04:58:12Z
dc.date.available2018-04-18T04:58:12Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91289
dc.description.abstractPerkembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) sangat baik di Kota Bogor. UMK yang berkembang baik salah satunya adalah usaha pembuatan tempe. Usaha pembuatan tempe memiliki karakteristik yang unik yaitu suplai bahan baku tempe yang seratus persen berasal dari impor. Hal ini mengindikasikan dengan adanya ketergantungan bahan baku pada impor akan memengaruhi kegiatan usaha pembuatan tempe seperti perubahan harga kedelai maupun ketersediaan kedelai di pasar. Namun demikian, usaha pembuatan tempe ini bisa bertahan dalam waktu yang lama meski perkembangannya usahanya tidak signifikan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian yang berkaitan dengan kinerja usaha dengan melihat orientasi pasar sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi orientasi pasar untuk meningkatkan kinerja usaha pada usaha mikro kecil tempe di Kota Bogo; (2) Menganalisis indikator yang memengaruhi faktor dari orientasi pasar untuk meningkatkan kinerja usaha pada usaha mikro kecil tempe di Kota Bogor; (3) Menganalisis pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja usaha pada usaha mikro kecil tempe di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai Mei 2017. Lokasi penelitian ini dilaksanakan kepada pelaku UMK tempe di Kota Bogor. Pemilihan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling pada tiga puluh pelaku UMK tempe yang tersebar di Kota Bogor. Data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan pendekatan smart partial least squares (smart PLS). Hasil evaluasi pengukuran menunjukkan bahwa model telah lulus kriteria uji validasi dan reliabilitas setelah melakukan satu kali respesifikasi. Indikator yang dihilangkan adalah intelligence dissemination (X2) dan competitor intelligence (X4). Model struktural (Inner model) dievaluasi dengan menggunakan R-square. Hasil menunjukan bahwa nilai R-squares variabel endogen setelah dilakukan respesifikasi sebesar 0,741 yang dapat diinterpretasikan bahwa sebesar 74,1 persen dapat dijelaskan oleh model dan sisany 25,9 persen dijelaskan diluar model. Berdasarkan hasil output PLS nilai variabel orientasi pasar yang signifikan yaitu orientasi pelanggan dan orientasi pesaing memberikan hasil secara berturutturut 0,373 dan 0,371. Hal ini berarti setiap kenaikan orientasi pelanggan, orientasi pesaing sebesar satu persen maka akan meningkatkan kinerja usaha sebesar 0,373 persen dan 0,371 persen. Pelaku usaha pembuatan tempe di Kota Bogor akan mengalami peningkatan kinerja usahanya, apabila pelaku usaha tersebut dapat menerapkan dan mengadopsi orientasi pasar dalam menjalankan usahanya. Penerapan orientasi pasar adalah salah satu solusi dalam meningkatkan kinerja usaha.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcFood sourcesid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePengaruh Orientasi Pasar terhadap Kinerja Usaha pada Usaha Mikro Kecil (UMK) Tempe di Kota Bogor Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordOrientasi Pelangganid
dc.subject.keywordOrientasi Pesaingid
dc.subject.keywordPartial Least Square (PLS)id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record