Show simple item record

dc.contributor.advisorSitanggang, Imas Sukaesih
dc.contributor.advisorSyaufina, Lailan
dc.contributor.authorApriliantono
dc.date.accessioned2018-04-18T04:57:42Z
dc.date.available2018-04-18T04:57:42Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91287
dc.description.abstractKebakaran lahan gambut di Indonesia merupakan kejadian berulang. Beberapa dampak yang ditimbulkan dapat merusak ekosistem dan kesehatan masyarakat di wilayah sekitar kebakaran. Pada penelitian ini bertujuan membangun aplikasi Trajectory Pattern Mining. Aplikasi terdiri dari 3 menu utama. Haze Trajectory menghasilkan data simulasi dan cluster trajectory polutan, Haze Pollution menghasilkan data simulasi dan cluster konsentrasi polutan, dan Haze Pollutions Visualization memvisualisasikan hasil simulasi dan cluster data trajectory dan konsentrasi polutan. Menu utama Haze Trajectory terdiri dari 2 sub menu: Simulation dan Cluster. Menu utama Haze Pollution terdiri dari 3 sub menu: Simulation, Cluster ST-DBSCAN, dan Cluster K-Means. Menu utama Haze Pollutions Visualization terdiri dari 3 sub menu yaitu Visual Simulation, Visual Cluster ST-DBSCAN, dan Visual Cluster K-Means. Kabut asap kebakaran lahan gambut di Sumatra periode 9 sampai dengan 11 Juli 2015 didominasi konsentrasi polutan CO2 dan CO merupakan penyumbang pengaruh gas rumah kaca dan memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Hasil simulasi menunjukkan jumlah konsentrasi polutan tertinggi di 3 jam awal simulasi. Sekitar 80% jumlah konsentrasi polutan berada di daerah Bengkalis, Indragiri Hulu, dan Rokan Hilir, sedangkan di Malaysia sekitar 88% jumlah konsentrasi polutan menyebar merata di 11 daerah. Hasil analisis cluster algoritme ST-DBSCAN menunjukkan konsentrasi polutan wilayah Indonesia berada di 4 daerah dan 15 daerah di wilayah Malaysia. Konsentrasi polutan terbesar berpusat daerah sekitar Teluk Meranti, kabupaten Pelalawan. Pola penggerombolan spatio-temporal konsentrasi polutan terdeteksi membentuk pola track. Hasil ini menjadi informasi pengambilan keputusan mengurangi dampak kebakaran lahan gambut. Analisis tingkat konsentrasi polutan CO2 dan CO hasil algoritme K-Means menunjukkan konsentrasi polutan terbesar berpusat di daerah Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Pada lokasi ini ISPU sebesar 142.86 masuk ke dalam kategori tidak sehat. Cluster yang terbentuk tingkat konsentrasi CO2 lebih tinggi dibandingkan CO, sehingga kemungkinan didominasi oleh kebakaran di permukaan (surface fire). Berdasarkan hasil penggabungan data trajectory dan tingkat konsentrasi polutan, 90% jumlah konsentrasi polutan di Indonesia berada di daerah Rokan Hilir dan Bengkalis Indonesia, dan Batu Pahat, Kelaung, Muar, dan Segamat Malaysia. Analisis tingkat konsentrasi polutan CO2 dan CO berdasarkan ketinggian hasil algoritme K-Means menunjukkan, rata-rata tingkat konsentrasi polutan tertinggi dengan ketinggian terendah yaitu rata-rata 16.574 m AGL berada di 4 daerah di Indonesia yaitu Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, dan Indragiri Hulu. Sedangkan di Malaysia berada di 8 daerah. Lokasi konsentrasi polutan kabut asap berada di Laut Cina Selatan, Kabupaten Bengkalis, Riau.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCompuetr scienceid
dc.subject.ddcTrajectory Patternid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcRiauid
dc.titlePola Trajectory dan Tingkat Konsentrasi Polutan Kabut Asap Kebakaran Gambut Sumatra menggunakan Pendekatan Trajectory Pattern Mining.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordK-Meansid
dc.subject.keywordSpatio-Temporal Clusteringid
dc.subject.keywordTrajectoryid
dc.subject.keywordTrajectory Pattern Miningid
dc.subject.keywordST-DBSCANid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record