dc.description.abstract | Kayu sengon dan jabon merupakan jenis kayu cepat tumbuh yang banyak
digunakan sebagai bahan baku furnitur. Jenis kayu cepat tumbuh memiliki
karakteristik yang kurang baik sehingga perlu dilakukan proses finishing pada jenis
kayu tersebut. Keterbasahan (wettability) merupakan salah satu indikator yang
dapat digunakan untuk menganalisa kualitas dari finishing. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh dari kekasaran permukaan, jenis bahan finishing, dan
kekentalan bahan finishing larut minyak terhadap keterbasahan pada kayu sengon
dan jabon. Permukaan contoh uji diamplas menggunakan kertas amplas dengan grid
#120, #240, #360, dan juga tanpa amplas sebagai kontrol. Jenis bahan finishing
yang digunakan yaitu polyurethane dan nitrocellulose serta pelarut yang digunakan
yaitu thinner. Perbandingan bahan finishing dengan thinner yang digunakan yaitu
100:0, 90:10, 80:20, dan 70:30. Pengujian keterbasahan dilakukan dengan cara
mengukur sudut kontak dengan metode sessile drop. Nilai K digunakan sebagai
indikator keterbasahan berdasarkan S/G model yang dihitung dengan menggunakan
program XLSTAT 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahan
finishing dengan kekentalan yang tinggi menghasilkan sifat keterbasahan yang
lebih rendah. Pengamplasan permukaan kayu dengan nomor amplas yang besar
dapat meningkatkan kehalusan permukaan kayu. Hal tersebut menyebabkan sudut
kontak menjadi lebih besar sehingga menurunkan sifat keterbasahan kayu. Semakin
tinggi kekentalan bahan finishing dan nomor amplas yang digunakan menghasilkan
nilai K yang semakin kecil. Nilai K yang semakin kecil mengindikasikan bahwa
sifat keterbasahan kayu semakin rendah. | id |