Show simple item record

dc.contributor.advisorNurhayati
dc.contributor.advisorArifin, Hadi Susilo
dc.contributor.authorUlfah, Fittria
dc.date.accessioned2018-04-04T02:18:14Z
dc.date.available2018-04-04T02:18:14Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91245
dc.description.abstractPertambahan penduduk yang terus-menerus membawa konsekuensi spasial yang serius bagi kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan akan ruang dalam rangka pemenuhan kebutuhan permukiman. Pembangunan yang tidak terkendali akan mempengaruhi pola persebaran yang tidak merata hingga penggunaan bantaran sungai sebagai sasaran pembangunan yang merupakan salah satu ruang terbuka biru (RTB). Masyarakat yang memanfaatkan kawasan lindung sebagai suatu ruang aktivitas hidup melakukan berbagai bentuk interaksi sosial didalamnya dapat merubah wajah suatu lanskap. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji aktivitas aktivitas sosial-budaya masyarakat saat ini terhadap keberadaan RTB, 2) menyajikan hasil persepsi dan preferensi masyarakat terhadap RTB, dan 3) menyajikan konsep manajemen lanskap riparian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada dua lokasi di wilayah Kota Bogor, yaitu permukiman Pulo Geulis dan perumahan Griya Katulampa. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif berdasarkan data yang mengenai kondisi fisik, demografi, aspek sosial (jumlah penduduk, kepadatan penduduk, usia, jenis kelamin, pendidikan, ekonomi), aspek budaya (aktivitas masyarakat dalam berinteraksi dengan lanskap), peta (lokasi, RTRW, tutupan lahan) serta persepsi dan preferensi masyarakat. Data persepsi dan preferensi responden dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Penyusunan konsep manajemen dilakukan berdasarkan hasil penelitian latar kondisi fisik lanskap, belakang karakter sosial-budaya, persepsi, dan preferensi masyarakat. Berdasarkan kondisi fisik lanskap dan latar belakang sosial-budaya masyarakat terdapat perbedaan antara Pulo Geulis dan Griya Katulampa terhadap pemanfaatan air dalam aktivitas sehari-hari dan interaksinya dengan RTB. Berdasarkan persepsinya, di Pulo Geulis latar belakang umur paling berpengaruh terhadap empat aspek yaitu pada aspek pengetahuan, pemanfaatan, kenyamanan, dan kebijakan dari lima aspek materi yang diuji yaitu. Berdasarkan persepsinya di Griya Katulampa latar belakang pendidikan yang paling berpengaruh terhadap tiga aspek yaitu pada aspek pemanfaatan, visual, dan kebijakan dari lima aspek yang diuji. Berdasarkan preferensinya, di Pulo Geulis latar belakang karakter responden yang paling berpengaruh dalam memberikan respon adalah latar belakang pekerjaan sedangkan di Griya Katulampa latar belakang asal, lama tinggal dan pendidikan. Konsep “tripple bottom line benefit” digunakan sebagai dasar usulan rekomendasi pengelolaan lanskap riparian yang mengutamakan tiga hal penting di dalamnya yaitu keseimbangan ekologis, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan terjaganya kondisi sosial-budaya masyarakat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcLandscapeid
dc.subject.ddcOpen spacesid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKajian Aspek Sosial-Budaya Masyarakat terhadap Ruang Terbuka Biru pada Lanskap Riparian Sungai Ciliwungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordLanskap riparianid
dc.subject.keywordmanajemen lanskapid
dc.subject.keywordruang terbuka biruid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record