dc.description.abstract | Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ekosistem, dimana unsur organisme
dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di
dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi.
Berbagai aktivitas yang dilaksanakan di daerah hulu dapat memberikan dampak di
daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit air dan transport sedimen serta
material terlarut lainnya.
Daerah aliran sungai Cipunagara merupakan salah satu DAS yang berada di
Jawa Barat. Kondisi DAS Cipunagara saat ini semakin buruk, ditandai dengan
meningkatkatnya jumlah lahan kritis serta sering terjadinya banjir pada musim
hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Berdasarkan hal tersebut, perlu upaya
mengendalikan laju kerusakan hutan dan lahan melalui kegiatan rehabilitasi hutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon hidrologi DAS Cipunagara
berdasarkan kondisi biofisik pada saat ini, mengkaji respon hidrologi DAS
Cipunagara pada berbagai alternatif pengelolaan lahan, dan menentukan
perencanaan pengelolaan lahan terbaik. Penentuan pengelolaan lahan terbaik
didasarkan pada hasil kajian respon hidrologi lahan.
Pengkajian respon hidrologi dilakukan menggunakan model Soil and Water
Assessment Tools (SWAT). Simulasi perencanaan penggunaan dan pengelolaan
lahan dilakukan menggunakan penggunaan lahan saat ini (tahun 2014), penerapan
Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTk RHL) DAS (skenario 1),
penerapan RTRW Jawa Barat (skenario 2), dan penerapan peta kawasan hutan
negara (skenario 3).
Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi penggunaan lahan saat ini
(tahun 2014), dengan luas penggunaan lahan hutan DAS Cipunagara sebesar 29
405 ha (30.93%) dihasilkan nilai KAT sebesar 0.45 (kategori tinggi) dan KRA
sebesar 129.79 (kategori sangat tinggi). Semua skenario menunjukan respon
hidrologi yang baik, karena mengurangi aliran permukaan dan menaikkan aliran
lateral serta aliran dasar sehingga mengurangi nilai KAT. Skenario 1, skenario 2
dan skenario 3 berturut-turut dapat menurunkan aliran permukaan sebesar 57.95%,
13.29% dan 4.72%. Respon hidrologi terbaik ditunjukan oleh penerapan skenario
1, dapat dilihat dari penurunan nilai KAT dari kategori tinggi (ST) menjadi rendah
(R) serta nilai KRA dari kategori sangat tinggi (ST) menjadi sedang (S). | id |