Show simple item record

dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.advisorTarigan, Suria Darma
dc.contributor.authorSulastri, Neng Wati Ana
dc.date.accessioned2018-03-08T07:42:10Z
dc.date.available2018-03-08T07:42:10Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91172
dc.description.abstractDaerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Berbagai aktivitas yang dilaksanakan di daerah hulu dapat memberikan dampak di daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit air dan transport sedimen serta material terlarut lainnya. Daerah aliran sungai Cipunagara merupakan salah satu DAS yang berada di Jawa Barat. Kondisi DAS Cipunagara saat ini semakin buruk, ditandai dengan meningkatkatnya jumlah lahan kritis serta sering terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Berdasarkan hal tersebut, perlu upaya mengendalikan laju kerusakan hutan dan lahan melalui kegiatan rehabilitasi hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon hidrologi DAS Cipunagara berdasarkan kondisi biofisik pada saat ini, mengkaji respon hidrologi DAS Cipunagara pada berbagai alternatif pengelolaan lahan, dan menentukan perencanaan pengelolaan lahan terbaik. Penentuan pengelolaan lahan terbaik didasarkan pada hasil kajian respon hidrologi lahan. Pengkajian respon hidrologi dilakukan menggunakan model Soil and Water Assessment Tools (SWAT). Simulasi perencanaan penggunaan dan pengelolaan lahan dilakukan menggunakan penggunaan lahan saat ini (tahun 2014), penerapan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTk RHL) DAS (skenario 1), penerapan RTRW Jawa Barat (skenario 2), dan penerapan peta kawasan hutan negara (skenario 3). Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi penggunaan lahan saat ini (tahun 2014), dengan luas penggunaan lahan hutan DAS Cipunagara sebesar 29 405 ha (30.93%) dihasilkan nilai KAT sebesar 0.45 (kategori tinggi) dan KRA sebesar 129.79 (kategori sangat tinggi). Semua skenario menunjukan respon hidrologi yang baik, karena mengurangi aliran permukaan dan menaikkan aliran lateral serta aliran dasar sehingga mengurangi nilai KAT. Skenario 1, skenario 2 dan skenario 3 berturut-turut dapat menurunkan aliran permukaan sebesar 57.95%, 13.29% dan 4.72%. Respon hidrologi terbaik ditunjukan oleh penerapan skenario 1, dapat dilihat dari penurunan nilai KAT dari kategori tinggi (ST) menjadi rendah (R) serta nilai KRA dari kategori sangat tinggi (ST) menjadi sedang (S).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcWatershedsid
dc.subject.ddcRehabilitation Areasid
dc.titleKajian Perencanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada DAS Cipunagara.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkoefisien aliran tahunanid
dc.subject.keywordkoefisien rejim aliranid
dc.subject.keywordmodel SWATid
dc.subject.keywordperencanaan penggunaan lahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record