Sensitivitas Metode Serologi dan Polymerase Chain Reaction untuk Deteksi Virus pada Bawang (Allium spp.).
View/ Open
Date
2017Author
Putri, Cindy Aprilla
Hidayat, Sri Hendrastuti
Metadata
Show full item recordAbstract
Infeksi Onion yellow dwarf virus (OYDV), Shallot yellow stripe virus
(SYSV) dan Garlic common latent virus (GCLV) sudah banyak dilaporkan di
Indonesia. Metode serologi yang sering digunakan untuk deteksi virus pada
tanaman adalah enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), dan dot immuno
binding assay (DIBA); sedangkan metode molekuler polymerase chain reaction
(PCR) merupakan metode molekuler yang banyak digunakan saat ini. Penelitian
ini bertujuan mengevaluasi tiga metode deteksi virus, yaitu ELISA, DIBA dan
PCR sebagai metode yang akurat dan sensitif untuk mendeteksi virus pada
tanaman bawang. Batas sensitivitas tiap metode diuji dengan beberapa tingkat
pengenceran cairan perasan tanaman dan antibodi untuk ELISA dan DIBA, serta
pengenceran cDNA untuk metode RT-PCR. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa metode DIBA dapat mendeteksi OYDV, GCLV, dan SYSV hingga
pengenceran antigen berkisar antara 10-1 hingga 10-2, dengan pengenceran
antibodi berkisar antara 1:300 hingga 1:1000. Metode ELISA dapat mendeteksi
virus yang sama hingga pengenceran antigen 10-1, 10-3, dan 10-5, dengan
pengeceran antibodi berkisar 1:300 hingga 1:1000. Metode PCR merupakan
metode yang paling sensitif dibandingkan dengan ELISA dan DIBA karena
memiliki akurasi, spesifikasi, efisiensi, dan batas sensitivitas yang lebih tinggi.
Metode PCR dapat mendeteksi Potyvirus dan Carlavirus hingga pengenceran
cDNA 10-3 dan 10-4, sedangkan deteksi dengan primer spesifik dinilai lebih
sensitif karena dapat mengamplifikasi OYDV, GCLV, dan SYSV hingga
pengenceran cDNA 10-5.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]