Show simple item record

dc.contributor.advisorSantoso, Nyoto
dc.contributor.advisorHernowo, Jarwadi Budi
dc.contributor.authorSutopo
dc.date.accessioned2018-02-22T07:41:55Z
dc.date.available2018-02-22T07:41:55Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91103
dc.description.abstractEkosistem mangrove Muara Bengawan Solo merupakan bagian dari ekosistem esensial serta merupakan daerah penting bagi burung dan daerah burung endemik. Wilayah ini digunakan sebagai habitat untuk mencari makan, istirahat dan berbiak oleh burung migran dan penetap. Sebagai ekosistem esensial, kawasan ini memiliki tekanan yang cukup tinggi terutama yang bersifat antropogenik, sehingga dalam upaya konservasi perlu pendekatan ilmiah salah satunya dilakukan dengan pendekatan penggunaan ruang dan waktu. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis parameter kondisi habitat, menganalisis perbedaan penggunaan ruang dan waktu dan merumuskan strategi konservasi habitat dan burung air. Terdapat 15 jenis mangrove dilokasi penelitian, dan dominansi tertinggi pada tingkat semai, pancang dan pohon dimiliki oleh jenis Api-api besar (A. alba) dengan Indeks Nilai Penting (INP) masing-masing 111,45%, 237,41% dan 228,20%. Terdapat 41 jenis burung air di ekosistem mangrove Muara Bengawan Solo (23 jenis migran dan 17 jenis penetap), dan 15 jenis diantaranya dilindungi oleh peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999 dan 2 jenis yang masuk kategori terancam pada level EN (Endangered). Bentuk gangguan yang muncul diantaranya konversi lahan menjadi tambak, perburuan burung air dan warung penyedia daging burung. Populasi burung air diwilayah studi adalah 112.100+ individu, dengan potensi hamparan lumpur sebagai feeding ground adalah 1.820.700 m2 sehingga kepadatan individu burung air adalah 6 ind./m2. Analisis chi-square menunjukan terdapat perbedaan signifikan terhadap ruang dan waktu yang digunakan oleh kedua kelompok burung air, serta jenis pakan dengan nilai chi-square tabel (χ2 hit.(2;0,95) > χ2 tab.(2;0,95). Perbedaan penggunaan ruang terdapat pada jumlah burung air yang memanfaatkan wilayah hamparan lumpur sebanyak 34 jenis, wilayah tambak 16 jenis, dan memanfaatkan keduanya (overlap) yaitu 8 jenis. Waktu yang digunakan untuk melakukan aktifitas makan oleh kelompok migran cenderung lebih lama jika dibandingkan kelompok penetap (> 8 jam). Jenis pakan oleh kelompok migran umumnya adalah invertebrata (Crustacea, Polychaeta, Bivalvia dan Gastropoda), sedangkan untuk kelompok burung penetap cenderung lebih memiliki jenis ikan dan udang. Strategi konservasi utama berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal yaitu menumbuhkan kesadaran masyarakat dan menetapkan wilayah ini sebagai kawasan ekosistem esensial. Sedangkan strategi berdasarkan pola penggunaan ruang dan waktu adalah mengoptimalkan wilayah hamparan lumpur serta areal tambak dengan sistem silvofishery yang menjadi tempat berbiak oleh burung air sebagai target konservasi utama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiodiversityid
dc.subject.ddcEcosystemid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcGresik-JATIMid
dc.titlePola Penggunaan Ruang dan Waktu Kelompok Burung Air pada Ekosistem Mangrove Muara Bengawan Solo - Kabupaten Gresikid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpenggunaan ruang dan waktuid
dc.subject.keywordburung airid
dc.subject.keywordmuara Bengawan Soloid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record