Show simple item record

dc.contributor.advisorZuhud, Ervizal A. M.
dc.contributor.advisorHermawan, Rachmad
dc.contributor.advisorTumanggor, Rusmin
dc.contributor.authorPutri, Dias Pratami
dc.date.accessioned2018-02-22T07:21:48Z
dc.date.available2018-02-22T07:21:48Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91097
dc.description.abstractBetangas adalah salah satu bagian dari budaya masyarakat Melayu Sintang yang digunakan dalam adat sebelum melangsungkan pernikahan. Awal keberadaan Betangas tidak diketahui secara pasti, namun masyarakat Sintang percaya bawah Betangas adalah warisan dari nenek moyang dan menjadi kebiasaan masyarakat Sintang sejak zaman dahulu. Betangas menggunakan bahan yang berasal dari tumbuhan untuk ramuan. Tumbuhan tersebut direbus lalu dibiarkan agar keluar uap, kemudian uap dari rebusan tumbuhan dipergunakan untuk pengobatan, rileksasi, dan kecantikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi aktual Betangas beserta spesies tumbuhan yang digunakan dan strategi pengembangan Betangas sebagai ekowisata kesehatan. Kegiataan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juni hingga Oktober 2016 di Kecamatan Sintang. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi, studi literature, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif serta analisis SWOT (Streght, Weakness, Opportunities, dan Threat) untuk merancang strategi pengembangan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tumbuhan untuk bahan ramuan Betangas berjumlah 10 spesies. Terdiri dari sereh (Cymbopogon nardus L. Rendle), pandan (Pandanus amaryllifolius roxb), jeruk purut (Citrus hystrix), nilam (Pogostemon cablin), sembung (Blumea balsamifera DC), kapulaga (Amamum compactum), adas manis (Pimpinella anisum), kayu manis (Cinnamomum burmanii), pekak (Liilcium verum), dan ganti (Ligustrum indicum aiton f). Masyarakat mendapatkan tumbuhan dari lingkungan sekitar tempat tinggal seperti pekarangan dan kebun, hutan yang berada di dekat rumah dan bahan yang didatangkan dari luuar daerah. Beberapa spesies berasal dari Sintang dan beberapa spesies lagi didatangkan dari luar Sintang. Oleh karena itu perlu adanya budidaya terkait tumbuhan yang didatangkan dari luar dan tumbuhan liar seperti sembung. Masyarakat dan pengguna memiliki persepsi tentang Betangas sebagai bentuk pelestarian budaya Melayu dan sebagai daya tarik wisata menjadi daya tarik utama masyarakat melakukan kegiatan Betangas. Artinya masyarakat ingin menjadikan Betangas sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal yang harus dilestarikan dan dapat dikembangkan untuk wisata minat khusus. Masyarakat melakukan Betangas karena termotivasi oleh ketaatan terhadap aturan adat yang menjadikan Betangas sebagai bagian dari upacara pernikahan. Selain itu, adanya motivasi untuk pemenuhan kebutuhan rohani berupa rileksasi dengan wisata minat khusus Betangas. Strategi pengembangan usaha Betangas dilaksanakan dengan menyesuaikan preferensi masyarakat yaitu lokasi Betangas dekat dengan pemandangan alam yang indah atau agrowisata. Kedepannya usaha Betangas harus dikembangkan sebagai bagian dari pengembangan sebuah destinasi wisata alam atau agrowisata perkotaan, sebagi bentuk penyesuaian permintaan pasar atau konsumen (market driven). Ekowisata Betangas sebagai suatu unit ekonomi harus melibatkan banyak stakeholder baik masyarakat maupun pemerintah daerah, seperti penyedia ramuan, pengusaha agen perjalanan, pemilik wisata, tenaga administrasi dan juga harus ada dukungan regulasi dan program Pemerintah Daerah Sintang. Pengembangan Betangas sebagai ekowisata kesehatan di Sintang mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Berdasarkan analisis SWOT pada pengembangan Betangas sebagai ekowisata kesehatan diperoleh nilai 1.9 (IFAS) dan 1.2 (EFAS) atau berada di kuadran I. Hal ini membuat pengelola sebaiknya mendukung strategi agresif dengan mengoptimasi kekuatan yang ada dan memanfaatkan peluang yang dapat mendukung kekuatan tersebut. Strategi agresif untuk pengembangan Betangas dilakukan dengan menjadikan Betangas sebagai daya tarik unggulan ekowisata kesehatan di Sintang, mensinergikan Betangas dengan wisata budaya, mengemas Betangas sebagai profesi yang menjanjikan, standarisasi Betangas, serta membangun jejaring kerja.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcWeilress tourismid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcKALBARid
dc.titlePotensi dan Strategi Pengembangan Betangas Sebagai Ekowisata Kesehatan di Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBetangasid
dc.subject.keywordEkowisata kesehatanid
dc.subject.keywordStrategi pengembanganid
dc.subject.keywordSWOTid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record