Show simple item record

dc.contributor.advisorHaneda, Noor Farikhah
dc.contributor.advisorWahyudi, Imam
dc.contributor.authorSupriatna, Asep Hendra
dc.date.accessioned2018-02-22T06:44:36Z
dc.date.available2018-02-22T06:44:36Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91090
dc.description.abstractBoktor (Xystrocera festiva) merupakan salah satu hama yang paling parah dan merugikan bagi hutan tanaman sengon (Falcataria moluccana). Boktor menyerang batang pohon sengon dengan cara menggerek batang dan meninggalkan lubang gerek. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis insidensi serangan dan tingkat kerusakan tegakan sengon akibat hama boktor dari segi umur, diameter, dan tinggi pohon, serta menganalisis karakteristik kimia kayu dari kayu-kayu yang terserang. Data lapangan diambil dari tegakan sengon berumur 1 hingga 5 tahun di RPH Pandantoyo, BKPH Pare, KPH Kediri, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Data yang diambil berupa diameter, tinggi bebas cabang, tinggi total, jumlah larva, jumlah lubang gerek, dan jumlah pohon yang terserang. Sampel batang dari plot contoh tegakan umur 2, 3 dan 4 tahun ditebang sebanyak 1 pohon, dengan kriteria pohon umur 2 tahun mewakili tegakan sehat (belum terserang) dan pohon umur 3 dan 4 tahun mewakili tegakan terserang. Ekstraksi dan uji fitokimia menggunakan beberapa reagen pendeteksi senyawa metabolit sekunder. Karakteristik kimia kayu sengon dilakukan dengan mengamati sifat anatomi kayu (berupa diameter lubang pori), sifat kimia kayu (kadar holoselulosa, α-selulosa, selulosa, hemiselulosa, lignin, dan zat ekstraktif), serta analisis pirolisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan boktor terjadi pada tegakan sengon umur 3 tahun dengan insidensi serangan dan tingkat kerusakan masingmasing sebesar 20.26 % dan 13.32%. Hasil pengamatan anatomi kayu menunjukkan bahwa kayu sengon umur 2 tahun memiliki diameter pori berukuran 149.552±34.983 μm, umur 3 tahun berukuran 140.451±30.685 μm, dan kayu sengon umur 4 tahun berukuran 165.185±37.213 μm. Tidak ditemukan adanya hubungan antara pori kayu sengon dengan perilaku menggerek larva boktor atau pemilihan batang sengon untuk digerek. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa kayu sengon yang sehat maupun yang terserang tidak mengandung alkaloid dan tanin. Peningkatan kadar saponin dan steroid pada kayu sengon yang terserang menandakan bahwa terhadap serangan boktor, fungsi steroid dan saponin sebagai salah satu bentuk pertahanan diri kurang berperan. Hasil analisis kimia kayu menunjukkan bahwa penurunan kadar hemiselulosa pada kayu yang terserang (umur 3 dan 4 tahun) bila dibandingkan dengan kayu sehat (umur 2 tahun), dan berbanding terbalik dengan kadar ligninnya disebabkan oleh preferensi makan larva boktor yang lebih mudah mencerna hemiselulosa dibandingkan lignin. Hasil analisis pirolisis menunjukkan bahwa komponen kimia penyusun zat ekstraktif yang terkandung dalam kayu yang sehat tetapi tidak ada dalam kayu yang terserang adalah senyawa 4,11-dioxa-3,5-dimethyl tetracycloundecane. Diduga senyawa inilah yang merupakan penanda serangan boktor pada periode awal pertumbuhan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddcDamage incidenceid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcJATIMid
dc.titlePengaruh Umur dan Dimensi Pohon Sengon terhadap Serangan dan Tingkat Kerusakan Hama Boktor, serta Karakteristik Kayu dari Pohon yang Terserang.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordboktorid
dc.subject.keywordinsidensi seranganid
dc.subject.keywordkarakteristik kimiaid
dc.subject.keywordsengonid
dc.subject.keywordtingkat kerusakanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record