Valuasi Nilai Kenyamanan Lingkungan Bagi Masyarakat Kota Bandar Lampung.
View/ Open
Date
2017Author
Tampubolon, Novelina
Avenzora, Ricky
Hermawan, Rachmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Bandar Lampung merupakan salah satu kota di Indonesia yang patut untuk
dijadikan sebagai contoh proses mitigasi dan ameliorasi iklim melalui partisipasi
masyarakat. Hasil studi Bappeda menunjukkan bahwa Kota Bandar Lampung
termasuk pada daerah rawan banjir dan kekeringan, dampak dari perubahan iklim
ekstrim (Bappeda Kota Bandar Lampung, 2008). Selanjutnya, penelitian
ACCCRN (2010) menunjukkan bahwa Kota Bandar Lampung mengalami
perubahan trend dan variabilitas variabel iklim (suhu dan curah hujan) sehingga
akan menimbulkan kejadian yang lebih ekstrim di masa mendatang. Selain itu,
minimnya ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Bandar Lampung juga salah
satu indikasi degradasi kualitas lingkungan. Pada tahun 2013 ruang terbuka hijau
yang tersedia di Kota Bandar Lampung hanya sebesar 11,08% dari 19.722 Ha
(BPS Kota Bandar Lampung, 2013).
Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1) menganalisis persepsi masyarakat
terhadap perubahan iklim Kota Bandar Lampung, 2) menganalisis nilai THI
(Temperature Humidity Index) Kota Bandar Lampung, dan 3) menganalisis nilai
willingness to pay (WTP) masyarakat untuk berpartisipasi dalam memperbaiki
kualitas lingkungan dan iklim Kota Bandar Lampung. Analisis Kruskal Wallis
digunakan untuk membandingkan faktor-faktor penyebab menurunnya
kenyamanan lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan Uji Dunn untuk
mengetahui faktor yang paling mempengaruhi penurunan kenyamanan lingkungan
di tiap kelurahan. Selanjutnya, analisis Wilcoxon Match Pair Test digunakan
untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap perbedaan suhu dan kelembaban
udara saat awal tinggal dengan saat ini. Untuk analisis nilai THI menggunakan
rumus Temperature Humidity Index. Pengukuran besaran WTP dilakukan dengan
tiga pendekatan yaitu: 1) responden diberi kebebasan untuk menyatakan nilai
rupiah yang bersedia dibayarkan, 2) jumlah WTP yang diberikan berdasarkan
pada pendapat responden terhadap kemampuan masyarakat sekitar dengan rentang
WTP minimum hingga maksimum sebesar 1% dari pendapatan masyarakat dan 3)
nilai yang diberikan berdasarkan pada alokasi dana dari barang subsitusi untuk
mendapatkan lingkungan yang nyaman (Choice Experiment).
Hasil studi menunjukkan bahwa masyarakat di tiap kelurahan memiliki
persepsi yang berbeda terhadap faktor penyebab menurunnya kenyamanan
lingkungan. Masyarakat mempersepsikan bahwa saat ini suhu dan kelembaban
udara lebih tinggi dibandingkan dengan awal tinggal di kelurahan masing-masing.
Hal ini didukung dengan nilai THI Kota Bandar Lampung termasuk kategori tidak
nyaman. Dengan demikian, partisipasi masyarakat melalui WTP sebesar Rp
14,915/KK menjadi solusi dalam memperbaiki kenyamanan lingkungan. Data
BPS Lampung menunjukkan jumlah penduduk (KK) Kota Bandar Lampung
230.429 KK maka estimasi kontribusi masyarakat sebesar Rp 3,436,848,535 per
bulan atau Rp 41,242,182,420 per tahun.
Collections
- MT - Forestry [1417]