Show simple item record

dc.contributor.advisorMustaruddin
dc.contributor.advisorMurdiyanto, Bambang
dc.contributor.advisorWahju, Ronny Irawan
dc.contributor.authorLee, Jae Won
dc.date.accessioned2018-02-22T03:35:19Z
dc.date.available2018-02-22T03:35:19Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91074
dc.description.abstractDamselfish merupakan kelompok ikan karang yang dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi di Korea dan Ikan hias di Indonesia. Damselfish tergolong dalam Genus Pomacantridae yang mana terdapat genus Abudefduf spp. di dalamnya. Penggunakan karakter identifikasi secara biometrik sering menimbulkan keraguan maupun kesalahan, sehingga diperlukan pendekatan lain untuk menghilangkan keraguan dalam proses identifikasi menggunakan pendekatan secara molekuler. Manajemen pemanfaatan perlu dilakukan untuk menjaga agar populasi ikan Damselfish di Indonesia dan Korea tetap terjaga. Selain karakter biometrik dan genetik, daerah penangkapan serta alat tangkap ikan juga penting dianalisis untuk menentukan rekomendasi manajemen pemanfaatan yang tepat untuk kelestarian ikan Damselfish di kedua negara. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis karakteristik penangkapan ikan Damselfish di Indonesia dan Korea; (2) Menentukan karakter biometrik Damselfish di Indonesia dan Korea; (3) Menentukan karakter genetik Damselfish di Indonesia dan Korea; (4) Menentukan manajemen pemanfaatan ikan Damselfish yang tepat di Indonesia dan Korea. Dalam penelitian ini diambil 22 sampel ikan Abudefduf spp. dari 5 lokasi penelitian di Indonesia dan Korea. Sebanyak 4 lokasi penelitian di Indonesia yaitu di Teluk Palabuhanratu, Pulau Pramuka, Perairan Buton dan Perairan Sorong, sedangkan lokasi pengambilan sampel di Korea yaitu di Perairan Selatan Pulau Jeju. Sebanyak 21 sampel diidentifikasi, dilakukan pengukuran secara meristik dan biometrik, kemudian dilakukan ekstraksi, amplifikasi, dan dilakukan sekuens berdasarkan marka DNA mitokondria dari lokus CYT-B. Hasil sekuen DNA diolah menggunakan perangkat lunak MEGA 6.06 sehinga dapat menganalisis pohon filogenik untuk menentukan tingkat kekerabatannya. Selanjutnya titik-titik lokasi pengambilan sampel kemudian dipetakan menggunakan ARcGIS sehingga dapat dilihat daerah penangkapannya. Hasil pengukuran biometrik ikan A. sexfasciatus di Teluk Palabuhanratu memiliki panjang total 9.9-10.2 cm, sedangkan panjang total ikan tersebut di Pulau Pramuka lebih variatif (7.7-13.0 cm). Ikan A. sexfasciatus di Teluk Palabuhanratu dan Pulau Pramuka memiliki sirip dorsal berjumlah satu, sirip kaudal terdiri atas12- 17 jari-jari lunak, dan sirip ventral terdiri atas 1 jari-jari keras dan 4-6 jari-jari lunak. Ikan A. Vaigiensis di Teluk Palabuhanratu, Pulau Buton, Sorong, dan Korea memiliki panjang total masing-masing berkisar 6.0-10.6 cm, 10.9 -12.3 cm, 11 cm, dan 5.0-8.6 cm. Perbedaan terlihat pada sirip kaudal dan sirip ventral. Karakter biometrik ikan A. sexfasciatus di Teluk Palabuhanratu dan Pulau Pramuka tergolong mirip (nilai Asymp. Sig.>0.05 yaitu 0.704). Karakter biometrik ikan A. vaigiensis di perairan Korea tidak berbeda nyata dengan A. vaigiensis di Teluk Palabuhanratu (nilai Asymp. Sig. = 0.373), A. vaigiensis di perairan Buton (nilai Asymp. Sig. = 0.804), dan A. vaigiensisd i perairan Sorong (nilai Asymp. Sig. = 0.492). Apabila dibandingkan dengan 2 lokasi lainnya, ikan A. vaigiensis di perairan Buton dan Perairan Sorong mempunyai hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan ikan di perairan Korea. Hubungan kekerabatan ikan Damselfish yang digambarkan dengan pohon filogenetik terbagi ke dalam 4 clade dengan 1 clade outgroup. Tingkat kekerabatan ikan Damselfish terdekat antara Korea dan Indonesia yaitu pada spesies A. vaigiensis Korea dan A. vaigiensis di perairan Sorong dengan jarak genetik 0.0008 yang diduga karena jarak geografis Pulau Jeju sebagai lokasi pengambilan data di Korea lebih berdekatan dengan Perairan Sorong dibandingkan dengan lokasi pengambilan sampel di Indonesia lainnya. Jenis alat tangkap yang tergolong paling ramah lingkungan untuk penangkapan ikan Damselfish yaitu dan Barrier net (jaring penghalang), kemudian lift net dan gill net dan terakhir yaitu bubu tambun yang tergolong dalam ketegori kurang ramah lingkungan. Daerah penangkapan ikan Damselfish di Indonesia tersebar di hampir di seluruh daerah perairan berkarang sehingga kekerabatan yang paling dekat antar spesies di kedua negara yaitu A. vaigiensis perairan Sorong dan A. vaigiensis Pulau Jeju yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat. Rekomendasi manajemen pemanfaatan yang disarankan yaitu dengan penentuan selektivitas ukuran ikan yang ditangkap, ukuran mata jaring yang digunakan, pengaturan waktu penangkapan dan perlindungan kawasan yang menjadi lokasi pemijahan ikan serta usaha domestikasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcGenetic characteristicsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcJakartaid
dc.titleKarakteristik Biometrik dan Genetik Ikan Damselfish serta Manajemen Pemanfaatannya di Perairan Indonesia dan Koreaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordKarakter biometrikid
dc.subject.keywordgenetikid
dc.subject.keyworddaerah penangkapan ikanid
dc.subject.keywordmanajemen pemanfaatanid
dc.subject.keywordDamselfishid
dc.subject.keywordIndonesiaid
dc.subject.keywordKoreaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record