Profil Konsumsi dan Kontribusi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dalam Pemenuhan Gizi Bayi dan Anak Indonesia
View/ Open
Date
2017Author
Egayanti, Yusra
Palupi, Nurheni Sri
Prangdimurti, Endang
Metadata
Show full item recordAbstract
Bayi sejak lahir sampai anak berumur dua tahun merupakan periode kritis,
dimana harus mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, karena kekurangan atau kelebihan gizi pada periode
ini umumnya permanen dan berdampak pada kualitas hidup. Pola pemberian makan
terbaik sesuai anjuran WHO untuk bayi sejak lahir sampai anak berumur dua tahun
meliputi: pemberian air susu ibu (ASI) saja secara eksklusif sejak lahir sampai umur
enam bulan; setelah enam bulan, ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi
sehingga harus diberikan MP-ASI dan ASI tetap diberikan sampai umur minimal
dua tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil konsumsi MP-ASI pada
bayi dan anak sampai umur dua tahun, kontribusi MP-ASI terhadap pemenuhan gizi
bayi dan anak sampai umur dua tahun dan rumusan rekomendasi kebijakan bagi
pemerintah. Penelitian menggunakan data survei konsumsi makanan individu
(SKMI) 2014 untuk kelompok umur 0-23 bulan. MP-ASI dikelompokkan menjadi
MP-ASI rumahan dan MP-ASI pabrikan. Analisis profil konsumsi mencakup
ketepatan waktu inisiasi, konsumsi kelompok, frekuensi konsumsi MP-ASI serta
takaran saji MP-ASI pabrikan. Kandungan gizi dihitung berdasar konversi berat
MP-ASI yang dikonsumsi terhadap jumlah zat gizi untuk energi, protein, lemak,
vitamin (vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B6, dan vitamin D) dan
mineral (besi, zink, kalsium, fosfor, natrium, kalium, iodium, dan magnesium)
menggunakan perangkat lunak Nutrisurvey 2007, Tabel Komposisi Pangan
Indonesia 2009 (TKPI) dan ASEAN Food Composition Database 2014 (AFCD)
untuk MP-ASI rumahan dan label informasi nilai gizi untuk MP-ASI pabrikan.
Perhitungan kontribusi MP-ASI terhadap pemenuhan gizi bayi dan anak umur 6-23
bulan dilakukan dengan menghitung asupan zat gizi MP-ASI dibanding
rekomendasi pemenuhan gizi dari MP-ASI sesuai anjuran WHO (2001) dan Dewey
(2001). Kontribusi gizi dari MP-ASI dikategorikan cukup jika memenuhi 80-120%
kebutuhan gizi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sampel yang mengonsumsi MPASI
sebanyak 1874 orang dari total keseluruhan sampel 2613 orang. Terdapat 166
bayi (19.24%) berumur 0-5 bulan yang diberikan MP-ASI dini terutama MP-ASI
pabrikan. Hanya 42 orang (2.40%) kelompok umur 6-23 bulan yang termasuk
kategori pemberian MP-ASI terlambat. Pada kelompok umur 6-23 bulan, MP-ASI
rumahan paling dominan dikonsumsi dibandingkan dengan MP-ASI pabrikan atau
kombinasi keduanya. Sebanyak 82.67% bayi umur 6-8 bulan mengonsumsi MPASI
sesuai rekomendasi 2-3 kali per hari dan 65.13% bayi/anak kelompok umur 9-
23 bulan mengonsumsi MP-ASI sesuai rekomendasi 3-4 kali per hari. Rata-rata
takaran saji MP-ASI pabrikan untuk kelompok umur 6-8 bulan, 9-11 bulan dan 12-
23 bulan berturut-turut adalah 21, 22, dan 46 gram.
Pada kelompok umur 6-8 bulan, kontribusi energi dan protein dari MP-ASI,
sebagian besar melebihi kebutuhan, namun kontribusi lemak kurang pada sebagian
besar sampel. Kontribusi mineral dari MP-ASI umumnya kurang, dan yang paling
tidak mencukupi yaitu untuk besi, zink, kalium, kalsium, dan natrium.Mineral yang
paling melebihi kebutuhan yaitu iodium. Pada kelompok umur 9-11 bulan,
kontribusi energi, lemak, dan protein dari MP-ASI sebagian besar kurang.
Pemenuhan kebutuhan mineral dari MP-ASI yang paling tidak mencukupi yaitu
besi, zink, kalsium, dan kalium. Sedangkan asupan natrium sebagian besar melebihi
kebutuhan. Kontribusi energi dan lemak dari MP-ASI pada kelompok umur 12-23
bulan sebagian besar belum mencukupi, sedangkan pemenuhan protein sebagian
besar berlebih. Pemenuhanmineral dari MP-ASI yang paling tidak mencukupi yaitu
kalium, iodium, kalsium, besi, dan zink. Sedangkan persentase terbesar bayi yang
memperoleh asupan mineral yang melebihi kebutuhan yaitu magnesium. Selain itu,
diketahui bahwa terdapat sampel yang mendapatkan asupan natrium yang berlebih
pada kelompok umur 6-23 bulan. Kontribusi vitamin dari MP-ASI pada kelompok
umur 6-23 bulan sebagian besar belum memenuhi kebutuhan, dan yang paling tidak
mencukupi yaitu vitamin D.
Kelompok MP-ASI penyumbang energi terbesar adalah serealia dan hasil
olah diikuti oleh lemak dan minyak nabati serta MP-ASI pabrikan. Sedangkan
lemak paling banyak berasal dari lemak dan minyak nabati, daging unggas dan
hewan buruan, serta telur dan hasil olah. Ikan, serealia, dan daging unggas/hewan
buruan merupakan tiga besar penyumbang protein. Mineral besi, zink, dan kalsium,
ketiganya sebagian besar berasal dari MP-ASI pabrikan. Garam dapur merupakan
penyumbang natrium terbesar pada MP-ASI.
Direkomendasikan perlunya kebijakan pemerintah untuk melakukan:
edukasi mencakup ketepatan waktu pemberian MP-ASI, dampak pemberian yang
tidak tepat waktu, dan komposisi MP-ASI; penyiapan pedoman pemberian MP-ASI
rumahan mencakup menu, komposisi, anjuran konsumsi, dan penggunaan garam
secukupnya; suplementasi MP-ASI rumahan dengan vitamin D, besi, zink dan
kalsium.; penetapan takaran saji MP-ASI pabrikan dengan kisaran 20-50 g; dan
penetapan persyaratan kandungan gizi MP-ASI pabrikan.
Disimpulkan bahwa masih terdapat pemberian MP-ASI secara dini dan
terlambat. Frekuensi konsumsi MP-ASI sebagian besar sesuai dengan rekomendasi
WHO. Kontribusi MP-ASI terhadap pemenuhan kebutuhan lemak, besi, zink dan
kalsium belum terpenuhi pada sebagian besar sampel. Sedangkan kontribusi
natrium dan protein dari MP-ASI melebihi kebutuhan pada sebagian besar sampel.
Diperlukan kebijakan pemerintah tentang edukasi, pedoman pemberian,
suplementasi MP-ASI rumahan, dan standar kandungan gizi MP-ASI.
Collections
- MT - Professional Master [887]