Dampak Transformasi Tenaga Kerja Rumahtangga Ke Non Pertanian terhadap Kesejahteraan Petani di Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2017Author
Norfahmi, Femmi
Kusnadi, Nunung
Nurmalina, Rita
Asmarantaka, Ratna Winandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Transformasi pertanian dipandang sebagai kaitan antara rumahtangga tani dengan pasar kerja pada titik waktu tertentu. Perubahan alokasi kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian akan memengaruhi produksi, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengukur transformasi tenaga kerja pertanian ke non pertanian pada rumahtangga petani, (2) menganalisis perilaku ekonomi rumahtangga petani akibat adanya transformasi tenaga kerja rumahtangga pertanian ke non pertanian, (3) menganalisis dampak transformasi tenaga kerja rumahtangga pertanian ke non pertanian terhadap kesejahteraan rumahtangga petani. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2008, dan pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Pebruari tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode survei. Sampel penelitian adalah rumahtangga petani padi di lahan sawah berjumlah 100 rumahtangga petani. Jenis data yang digunakan adalah data panel pada dua titik waktu, pada tahun 2015 sebagai data primer (cross section) dan data cross section pada tahun 2008 sebagai data penunjang untuk penelitian tahun 2015. Analisis data menggunakan pendekatan ekonomi rumahtangga dengan persamaan simultan metode Two Stage Least Square (2 SLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi tenaga kerja rumahtangga ke non pertanian didominasi oleh anggota rumahtangga yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, jumlah anggota rumahtangga yang lebih besar, kepemilikan lahan pertanian yang sempit, dan anggota rumahtangga pria. Indek transformasi terbesar terjadi pada rumahtangga yang memiliki jumlah anggota rumahtangga yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan rumahtangga yang memiliki jumlah anggota rumahtangga yang jumlahnya relatif kecil. Kontribusi pendapatan dari non pertanian lebih besar berasal dari tenaga kerja pria jika dibandingkan dengan wanita. Transformasi tenaga kerja rumahtangga ke non pertanian meningkatkan pendapatan rumahtangga yang berasal dari kegiatan non pertanian. Transformasi tenaga kerja rumahtangga ke non pertanian akan menurunkan curahan kerja pria dan wanita dalam rumahtangga pada kegiatan pertanian dan meningkatkan curahan kerjanya pada kegiatan non pertanian.
Simulasi kenaikan tingkat pendidikan dan kenaikan upah non pertanian mendorong peningkatan curahan kerja rumahtangga petani pada kegiatan non pertanian, selain itu menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan non pertanian, peningkatan pendapatan total rumahtangga, tabungan, penggunaan kerja wanita luar keluarga pada kegiatan usahatani, dan penurunan curahan kerja pria dalam rumahtangga pada kegiatan pertanian.
Implikasi penelitian ini adalah kenaikan tingkat pendidikan dan kenaikan upah non pertanian akan meningkatkan pendapatan rumahtangga dari kegiatan non pertanian yang tentunya akan meningkatkan pendapatan total rumahtangga petani, dan peningkatan pendapatan rumahtangga siap dibelanjakan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rumahtangga petani.
vi
Peningkatan pendidikan formal dan non formal sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga rumahtangga petani dapat meningkatkan produktivitas usahatani dan non pertanian agar dapat meningkatkan pendapatan baik dari kegiatan pertanian maupun non pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan rumahtangga petani.