Show simple item record

dc.contributor.advisorIskandar, Budhi Hascaryo
dc.contributor.advisorWisudo, Sugeng Hari
dc.contributor.advisorHaluan, John
dc.contributor.authorKrisnafi, Yaser
dc.date.accessioned2018-02-22T03:30:17Z
dc.date.available2018-02-22T03:30:17Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91047
dc.description.abstractIndonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari tujuh belas ribu pulau. Saat ini, negara Indonesia menduduki peringkat kedua produksi perikanan dunia (391.931 ton) setelah China (843.626 ton). Sektor perikanan menyumbang 3,25% (US $ 263 juta) terhadap PDB nasional (FAO 2016; KKP 2016). Untuk mendukung kebijakan nasional pengelolaan perikanan berkelanjutan, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Republik Indonesia telah memiliki 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI) yang mencakup seluruh perairan laut nasional (KKP 2009). Untuk memastikan pelaksanaan program pemantauan, pengendalian dan pengawasan, pemerintah Indonesia memiliki 35 kapal pengawas perikanan. Sejak tahun 2000an, pelanggaran IUU Fishing dianggap sebagai ancaman paling besar terhadap sumber daya perikanan Indonesia, menyebabkan kerugian yang sangat besar sekitar US $ 7 juta per tahun. Sebagian besar kegiatan IUU Fishing diyakini berlangsung di 3 (tiga) wilayah pengelolaan perikanan dimana potensi tertinggi yaitu terjadi di Laut Arafura, Laut Sulawesi dan Laut Natuna (sebagian besar Laut Cina Selatan), pada Laut Natuna rentan terhadap terjadinya illegal fishing (DJPSDKP 2015). Dengan menggunakan metode Quantum Geogafic Information System (QGIS), WPP NRI 711 memiliki luas laut sebesar 266.382 mi² dimana didalamnya termasuk Laut Natuna dan berada di tengah arus lalu lintas laut yang dikelilingi oleh lima negara antara lain Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Thailand. Kapal patroli merupakan komponen utama dalam menjaga keamanan laut. Tanpa kapal patroli dan hanya mengandalkan pengawasan dari udara dalam memantau perairan wilayah operasi, dampaknya kurang efektif. Kehadiran kapal patroli merupakan suatu yang utama karena akan menunjukkan kedaulatan hukum negara dan kemampuan kontrol di wilayah tersebut (Munaf DR 2013). Permasalahan pokok pada pengawasan perikanan tangkap adalah bagaimana memberantas pelaku illegal fishing, untuk itu perlu adanya solusi dalam melakukan kegiatan pengawasan perikanan tangkap diantaranya adalah mengoptimalkan penempatan kapal pengawas perikanan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan kondisi dilapangan berbasis prioritas wilayah pengawasan dalam hal ini adalah UPT Pengawasan SDKP. Pengambilan keputusan untuk memilih UPT Pengawasan SDKP yang akan diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pengawasan perikanan di WPP NRI 711 sangat penting. Pihak Kementerian Kelautan Perikanan seharusnya dalam mengambil keputusan harus melalui perhitungan dan pemikiran jangka panjang agar keputusan yang diambil tidak salah. Permasalahan penentuan prioritas pemilihan UPT Pengawasan SDKP merupakan masalah yang komplek maka diperlukan suatu metode untuk membantu mengatasinya. TOPSIS adalah metode pengambilan keputusan yang mampu menyelesaikan masalah multi-criteria, prinsip kerja TOPSIS adalah alternatif yang dipilih harus memiliki jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Dari vi pengujian 11 alternatif dari 6 kriteria didapatkan prioritas pengembangan UPT Pengawasan SDKP di WPP NRI 711 adalah : Satker Batam = 0,672, Satker Pontianak = 0,671, dan Satker Natuna = 0,647 hasil perangkingan tersebut akan dijadikan acuan sebagai dasar penentuan strategi peningkatan pengawasan wilayah perikanan di WPP NRI 711 sehingga mampu meminimalisasi kerugian Negara akibat pencurian sumber daya ikan di wilayah Indonesia. Strategi peningkatan dalam pengawasan wilayah perikanan salah satunya adalah dengan menempatkan kapal pengawas perikanan dengan memperhatikan UPT Pengawasan SDKP sebagai dermaga pangkalan dan coverage area wilayah pengamanan. Permasalahan optimasi penugasan kapal pengawas perikanan ke masing-masing UPT Pengawasan SDKP sesuai dengan spesifikasi yang dimilikinya menjadi sesuatu hal yang sangat penting. Ditambah lagi dengan keterbatasan jumlah kapal pengawas perikanan dan anggaran yang disediakan negara mengakibatkan tidak mudah untuk memonitoring wilayah pengelolaan perikanan setiap saat, sehingga diperlukan sebuah solusi untuk membantu proses pengambilan keputusannya. Genetic Algorithms (GA) adalah suatu algoritma pencarian (searching) berdasar cara kerja melalui mekanisme seleksi alam dan genetik, elemen dasar dari GA adalah : reproduksi, crossover dan mutasi. Hasil dari GA bukanlah global optimum melainkan adalah acceptable optimum. Pada penelitian ini satu kromosom berisi tipe kapal dan UPT Pengawasan SDKP dengan objective function memaksimalkan coverage area dan meminimalkan biaya operasional. Berdasarkan hasil analisis optimasi coverage area didapatkan kombinasi tipe kapal untuk Batam sebanyak 3 kapal, Pontianak 3 kapal dan Natuna 5 kapal. Batam memiliki nilai efisiensi yang tertinggi yaitu 7% ~ 5.378 mi2, untuk Pontianak memiliki nilai efisiensi 4% ~ 2.532 mi2 dan untuk wilayah Natuna memiliki nilai efisiensi yang tertinggi yaitu 9% ~ 11.683 mi2. Berdasarkan hasil perhitungan dibutuhkan kapal pengawas sebanyak 11 kapal untuk mengamankan wilayah WPP NRI 711 dengan coverage area maksimum sebesar 285.975 mi2 atau terdapat peningkatan 7,4% dari luas area WPP NRI 711. Pemilihan kombinasi kapal untuk penugasan dalam pengamanan wilayah perairan berdasarkan jumlah hari operasional terbanyak dari beberapa solusi kombinasi kapal yang direkomendasikan. Jumlah hari operasional kapal terbanyak pada UPT Pengawasan SDKP Batam yaitu kombinasi kapal D-E-D dengan total hari operasional 47 hari, Pontianak yaitu kombinasi kapal E-E-D dengan total hari operasional 48 hari dan Natuna yaitu D-E-D-D-D dengan total hari operasional 44 hari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFishing vesselid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcPontianakid
dc.titleOptimasi Kapal Pengawas Perikanan di WPP-NRI 711.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordUPT Pengawasan SDKPid
dc.subject.keywordpenugasan kapalid
dc.subject.keywordcoverage areid
dc.subject.keywordefesiensi biayaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record