Show simple item record

dc.contributor.advisorYulianda, Fredinan
dc.contributor.advisorKurnia, Rahmat
dc.contributor.advisorIsmudi, Muchsin
dc.contributor.authorJohan, Yar
dc.date.accessioned2018-02-22T03:00:58Z
dc.date.available2018-02-22T03:00:58Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91010
dc.description.abstractPulau Enggano adalah salah satu pulau terluar berpenghuni yang terdapat di Provinsi Bengkulu. Potensi ekosistem yang dimiliki Pulau Enggano adalah ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove. Keberadaan ekosistem terumbu karang merupakan sumberdaya yang berperan penting dan memiliki manfaat bagi penyangga sistem kehidupan yang terkait, namun demikian ekosistem terumbu karang mempunyai resiko mendapatkan tekanan lingkungan yang tinggi dan memiliki keterbatasan akan daya dukung dari sumberdaya yang dimiliki. Keberadaan ekosistem terumbu karang dapat menjadi daya tarik ekowisata bahari sebagai bentuk dari aktraksi-aktraksi beragam biota-biota yang terkait karena memiliki keindahan, keunikan maupun eksotisme. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis ekosistem terumbu karang di Pulau Enggano, (2). Menganalisis nilai kapasitas adaptif untuk pengembangan ekowisata bahari Pulau Enggano, (3). Menganalisis kesesuaian kawasan ekowisata bahari kategori diving dan snorkling Pulau Enggano, dan (4). Mengkaji daya dukung kawasan dan daya dukung adaptif untuk pengembangan ekowisata bahari Pulau Enggano. Pengumpulan data penelitian melalui metode survei untuk mendapatkan data primer dan pengumpulan data sekunder dari instansi-instansi terkait. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini mencakup (1) Analisis tutupan terumbu karang Pulau Enggano, untuk mendapatkan gambaran umum tentang tutupan terumbu karang dan kesehatan karang hidup untuk pengembangan ekowisata bahari, (2) Analisis kapasitas adaptif karang berdasarkan tingkat kesehatan untuk ekowisata bahari Pulau Enggano, untuk mendapatkan nilai kapasitas adaptif karang setiap lokasi penelitian (3) Analisis kesesuaian kawasan ekowisata bahari kategori diving dan kategori snorkling Pulau Enggano, untuk mendapatkan kelas kesesuaian setiap lokasi pengamatan bagi kegiatan ekowisata bahari kategori diving dan kategori snorkling, (4) Analisis daya dukung kawasan dan daya dukung adaptif ekowisata bahari Pulau Enggano, untuk mendapatkan nilai daya dukung adaptif untuk ekowisata bahari kategori diving dan snorkling. Pengukuran kondisi tutupan terumbu karang dilakukan di enam (6) lokasi penelitian Pulau Enggano sebanyak 22 titik sampling, untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang secara baik guna penentuan lokasi pengamatan maka digunakan citra satelit SPOT 7 dan mengacu pada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan sebagai rencana pengembangan Pulau Enggano. Hasil analisis citra satelit kemudian disesuaikan dengan kondisi di lapangan, untuk mendapatkan lokasi yang representatif bagi pengamatan ekosistem terumbu karang. Pengamatan ekosistem terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT) masing-masing pada kedalaman 3 m dan 10 m. Pengukuran kapasitas adaptif karang Pulau Enggano dilakukan dengan pengukuran terhadap enam (6) parameter yaitu tutupan karang keras (%), dominasi lifeform, jarak ekosistem terumbu karang dari pemukiman penduduk, jumlah jenis lifeform, jumlah spesies ikan karang dan kedalaman terumbu karang. Pengukuran kesesuaian kawan ekowisata bahari kategori diving menggunakan enam (6) parameter dan tiga (3) kategori, antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifeform, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbu karang. Pengukuran kesesuaian ekowisata bahari kategori snorkling mempertimbangkan tujuh (7) parameter dengan tiga (3) kategori. Parameter kesesuaian ekowisata bahari kategori ekowisata snorkling antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifeform, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang, dan lebar hamparan datar karang, adapun kategorinya terdiri dari sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan tidak sesuai (N). Berdasarkan nilai tutupan karang hidup di Pulau Enggano yang ditemukan berkisar antara 0.66%-87.38%, kesehatan kondisi terumbu karang dikategorikan dari kelas rusak sampai baik. Kondisi rata-rata karang hidup pada kedalaman 3 m terendah pada lokasi Pulau Merbau sebesar 0.66% untuk kesehatan kondisi terumbu karang dikategorikan rusak (0%-24.9%), sedangkan rata-rata karang hidup pada kedalaman 3 m tertinggi pada lokasi Danau Padipo sebesar 64.51% masuk dikategori baik (50%-74.9%). Nilai kapasitas adaptif karang di Pulau Enggano berkisar antara 0.28-0.78. Nilai-nilai kapasitas adaptif karang terdistribusi dalam tiga (3) kategori yaitu tidak adaptif, sedang dan adaptif. Berdasarkan kelas kesesuaian kriteria untuk ekowisata bahari kategori diving di Pulau Enggano diperoleh kelas sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan tidak sesuai (N), sedangkan untuk ekowisata bahari kategori snorkling hanya ada dua kelas kesesuaian yaitu kelas sesuai (S1) dan cukup sesuai (S2). Rekomendasi untuk lokasi diving pada Perairan Kanaa dan Tanjung Gosongseng, sedangkan untuk ekowisata bahari kategori snorkling yaitu di Pulau Satu dan Danau Padipo. Daya dukung kawasan (DDK) kegiatan ekowisata bahari kategori diving berkisar 37-1532 pengunjung/hari, nilai daya dukung kawasan yang terendah terdapat di Danau Padipo berkisar 37 pengunjung/hari sedangkan tertinggi nilai daya dukung kawasan terdapat di Pulau Dua berkisar 1532 pengunjung/hari. Daya dukung kawasan ekowisata bahari kategori diving pada lokasi Pulau Satu berkisar 484 pengunjung/hari, Pulau Merbau berkisar 419 pengunjung/hari, Tanjung Gosongseng berkisar 290 pengunjung/hari dan Perairan Kaana berkisar 337 pengunjung/hari. Daya dukung kawasan (DDK) kegiatan ekowisata bahari kategori snorkling berkisar 48-1490 pengunjung/hari, nilai daya dukung kawasan yang terendah terdapat di Danau Padipo berkisar 48 pengunjung/hari sedangkan tertinggi nilai daya dukung kawasan terdapat di Pulau Dua berkisar 1490 pengunjung/hari. Daya dukung kawasan ekowisata bahari kategori snorkling pada lokasi Pulau Satu berkisar 733 pengunjung/hari, Pulau Merbau berkisar 320 pengunjung/hari, Tanjung Gosongseng berkisar 426 pengunjung/hari dan Perairan Kaana berkisar 225 pengunjung/hari. Daya dukung adaptif karang kegiatan ekowisata bahari kategori diving berkisar 29-329 pengunjung/hari, nilai daya adaptif karang yang terendah terdapat di Danau Padipo berkisar 29 pengunjung/hari sedangkan tertinggi nilai daya dukung adaptif karang terdapat di Pulau Satu berkisar 329 pengunjung/hari. Daya dukung adaptif karang ekowisata bahari kategori diving pada lokasi Tanjung Gosongseng berkisar 199 pengunjung/hari dan Perairan Kaana berkisar 236 pengunjung/hari, sedangkan Pulau Dua dan Pulau Merbau nilai daya dukung adaptif karangnya tidak ada karena nilai kapasitas adaptifnya tidak masuk dalam kategori adaptif. Daya dukung adaptif karang kegiatan ekowisata bahari kategori snorkling berkisar 37-498 pengunjung/hari, nilai daya dukung kawasan yang terendah terdapat di Danau Padipo berkisar 37 pengunjung/hari sedangkan tertinggi nilai daya adaptif karang terdapat di Pulau Satu berkisar 498 pengunjung/hari. Daya dukung adaptif karang ekowisata bahari kategori snorkling pada lokasi Tanjung Gosongseng berkisar 293 pengunjung/hari dan Perairan Kaana berkisar 157 pengunjung/hari, sedangkan Pulau Dua dan Pulau Merbau nilai daya dukung adaptif karangnya tidak ada, karena nilai kapasitas adaptifnya tidak masuk dalam kategori adaptif.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEnvironmental Sciencesid
dc.subject.ddcConservation Ecotourismid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleOptimasi Kapal Pengawas Perikanan di WPP-NRI 711id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordterumbu karangid
dc.subject.keywordkapasitas adaptifid
dc.subject.keywordekowisata bahariid
dc.subject.keyworddaya dukungid
dc.subject.keywordpulau engganoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record