Show simple item record

dc.contributor.advisorJaya, Indra
dc.contributor.advisorHestirianoto, Totok
dc.contributor.advisorJuterzenka, Karen von
dc.contributor.authorAmron
dc.date.accessioned2018-02-22T02:56:48Z
dc.date.available2018-02-22T02:56:48Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90995
dc.description.abstractPemanasan global merupakan isu lingkungan yang sangat penting dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan iklim global secara bertahap meningkatkan temperatur global yang berdampak terhadap organisme di darat dan perairan, termasuk ikan. Sebagian besar ikan dapat merespon perubahan temperatur melalui adaptasi tingkah laku. Perubahan tingkah laku ikan sangat erat hubungannya dengan suara yang dihasilkannya. Ikan bisa menghasilkan suara dengan karakteristik frekuensi, intensitas dan durasi pulsa tertentu serta karakteristik akustik lainnya. Studi tingkah laku akustik ikan sebagai respon terhadap perubahan temperatur sangat menarik untuk dilakukan, terutama untuk spesies yang bersifat stenothermal, seperti Terapon jorbua. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik suara individu ikan terapon, produksi suara harian ikan terapon, karakteristik suara ikan terapon sebagai representasi tingkah lakunya, dan karakteristik suara terapon sebagai respon terhadap perubahan temperatur. Individu Terapon jorbua dengan berbagai ukuran mampu menghasilkan suara (click) dengan intensitas di atas -50 dB, frekuensi beberapa kilohertz dan durasi kurang dari 100 ms. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap intensitas suara untuk masing-masing ukuran individu ikan. Ukuran ikan memberi respon positif terhadap intensitas baik pada periode siang atau malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan ukuran ikan menyebabkan peningkat intensitas suara. Sementara itu, priode waktu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensitas suara. Durasi pulsa suara dari individu ikan terlihat berbeda untuk setiap ukuran baik pada periode siang maupun malam hari. Akan tetapi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap durasi pulsa untuk setiap ukuran dari individu ikan. Frekuensi dominan suara ikan tidak mengalami perbedaan yang signifikan untuk setiap ukuran baik pada periode siang atau malam hari. Variabilitas harian lingkungan (suhu dan kondisi cahaya) mempengaruhi fluktuasi produksi suara yang dihasilkan oleh T. jorbua. Karakteristik suara (frekuensi, intensitas dan durasi) dari semua kelompok ikan (1, 2, dan 3 ekor dalam akuarium) secara umun tidak mengalami perubahan yang signifikan akibat dari perubahan temperatur perairan. Variabilitas temperatur perairan harian yang ada tidak cukup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan karakteristik suara ikan. Keberadaan ikan sebagai individu ataupun kelompok memiliki dampak yang signifikan terhadap karakteristik suara ikan dalam berbagai kondisi lingkungan. Sementara itu, produktivitas suara ikan sebagai kelompok (2 dan 3 ekor) meningkat saat menjelang tengah malam (kondisi cahaya gelap) dan pada puncak siang hari (kondisi cahaya terang), dimana temperatur perairan saat itu adalah minimum dan maksimum. Sebaliknya, produksi suara individu ikan mengalami penurunan ketika kondisi cahaya berubah dari gelap ke terang (matahari terbit) dan dari terang ke gelap (matahari terbenam). Sama halnya dengan spesies lainnya, T. jorbua juga dapat menghasilkan suara dengan jenis dan karakteristik tertentu. Terdapat dua tipe suara yang dihasilkan oleh spesies ini baik sebagai individu atau kelompok, yaitu suara click dan frog. Suara frog memiliki intensitas, frekuensi dan durasi pulsa yang lebih tinggi dari suara click. Perbedaan karakteristik dan produktivitas suara baik pada priode siang atau malam hari sangat erat hubungannya dengan tingkah laku ikan. Suara click tunggal lebih dominan diproduksi pada saat ikan sedang istirahat, terutama setelah periode puncak siang dan malam hari. Tipe suara ini juga meningkat saat ikan sedang mempertahankan wilayah teritorialnya. Selain memproduksi click, individu ikan lainnya juga menghasilkan suara frog tunggal sebagai respon terhadap individu lainnya yang melakukan penyerangan. Sementara itu, suara click ganda dihasilkan ketika ikan bersosialisasi dengan individu lainnya. Pada kondisi ini, ikan aktif berenang dan bersisoalisasi dengan individu lainnya tanpa adanya aktivitas serangan. Di sisi lain, suara frog ganda dihasilkan ketika terjadi serangan yang sporadis. Tipe suara ini merupakan respon individu ikan akibat serangan yang sporadis dari individu ikan lainnya. Parameter suara yang dapat diukur sebagai representasi perubahan tingkah laku akibat peningkatan temperatur perairan adalah karakteristik dan produktivitas suara. Produktivitas suara T. jorbua secara umum mengalami penurunan secara signifikan seiring dengan peningkatan temperatur perairan yang terus menerus setelah temperatur optimum. Berdasarkan tipe suara yang dihasilkan oleh T. jorbua, penurunan suara click terjadi lebih signifikan dibandingkan dengan suara frog. Perubahan karakteristik suara (intensitas, frekuensi, dan durasi) dari tipe suara click juga terjadi seiring dengan peningkatan temperatur perairan. Intensitas dan frekuensi baik suara click maupun frog mengalami penurunan secara kuadratik akibat dari peningkatan temperatur perairan Meskipun memiliki pola yang sama, penurunan intensitas, frekuensi, dan durasi pulsa dari suara frog lebih signifikan daripada suara click.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcOceanographyid
dc.subject.ddcCoastal Temperatureid
dc.titleStudi Tingkah Laku Ikan Terapon sebagai Respon terhadap Perubahan Temperatur: Suatu Pendekatan Akustikid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordsound productivityid
dc.subject.keywordsound characteristicsid
dc.subject.keywordtemperatureid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record