Show simple item record

dc.contributor.advisorKusnadi, Nunung
dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.authorRambe, Khoiru Rizqy
dc.date.accessioned2018-02-22T02:50:43Z
dc.date.available2018-02-22T02:50:43Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90977
dc.description.abstractIndonesia mengembangkan biodiesel didorong oleh adanya mandatori biodiesel yaitu Permen ESDM No. 12 Tahun 2015 yang mewajibkan pemanfaatan biodiesel sebagai campuran bahan bakar minyak sebesar 30 persen. Indonesia mengembangkan biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit karena komoditas kelapa sawit memiliki potensi terbesar untuk diolah menjadi biodiesel di Indonesia dengan produktivitas 3.6 – 4 ton/ha dan didukung oleh luas lahan yang jauh dibandingkan tanaman lainnya sehingga memiliki potensi sebesar 31 914 476 kiloliter biodiesel (EBTKE 2013). Namun pengembangan biodiesel tersebut dapat menyebabkan trade off penggunaan CPO untuk produksi biodiesel dan minyak goreng sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) menganalisis dampak pengembangan biodiesel kelapa sawit Indonesia, (2) menganalisis ketercapaian produksi biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit sesuai mandatori biodiesel Indonesia, (3) merumuskan kebijakan untuk pengembangan industri kelapa sawit dengan pertimbangan keseimbangan sektor pangan dan non pangan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Kementerian Pertanian, BAPPEBTI, World Bank dan lembaga lainnya yang terkait dengan penelitian ini yang dianalisis dengan model sistem dinamik dan memperhitungkan validasi model menggunakan ukuran Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan biodiesel berbahan baku kelapa sawit berdampak pada pertumbuhan luas lahan kelapa sawit yang mengkonversi luas lahan komoditas lainnya dengan tingkat konversi lahan terbesar pada komoditas kelapa sebesar 3.68 persen. Pengembangan biodiesel juga berdampak pada kenaikan harga CPO domestik meskipun sangat kecil karena produksinya masih sedikit. Pada tahun 2017 harga CPO domestik Indonesia sebesar Rp8 286 / kg, dan hanya meningkat menjadi Rp9 026/ kg pada tahun 2028. Sedangkan harga minyak goreng sawit meningkat setiap tahunnya dengan rata – rata 2.6 persen pertahun akibat adanya pengembangan biodiesel Indonesia. Kenaikan harga minyak goreng sawit cukup signifikan dari tahun 2017 sebesar Rp13 472 / kg hingga tahun 2028 dengan harga Rp18 068/ kg. Pengembangan biodiesel Indonesia belum mampu memenuhi tingkat blanding rate sesuai mandatori biodiesel. Upaya peningkatan ketercapaian tingkat blanding rate dapat dilakukan dengan pemberian subsidi biodiesel. Kebijakan bea keluar juga dibutuhkan dalam upaya menjaga stabilitas harga CPO domestik dan harga minyak goreng sawit. Kebijakan bea keluar sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 136 Tahun 2015 lebih efektif diterapkan dibandingkan Peraturan Menteri Keuangan No. 140 Tahun 2016.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcBiodieselid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleDinamika Pengembangan Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordharga cpo domestikid
dc.subject.keywordharga minyak goreng sawitid
dc.subject.keywordluas lahanid
dc.subject.keywordsistem dinamikid
dc.subject.keywordskenario kebijakanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record