Show simple item record

dc.contributor.advisorErfiani
dc.contributor.advisorSartono, Bagus
dc.contributor.authorAvan
dc.date.accessioned2018-02-22T02:17:25Z
dc.date.available2018-02-22T02:17:25Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90955
dc.description.abstractDiabetes mellitus (DM) menjadi persoalan kesehatan serius dunia. DM adalah suatu penyakit yang menyebabkan kadar glukosa didalam tubuh tinggi akibat tubuh tidak dapat menghasilkan atau kekurangan hormon insulin. Pengendalian kadar glukosa darah dengan melakukan kontrol secara rutin merupakan hal yang penting bagi penderita penyakit diabetes. Namun pengukuran secara rutin masih jarang dilakukan. Hal ini karena pengukuran masih dilakukan secara invasive sehingga menimbulkan rasa sakit dan dengan biaya pengukuran yang mahal. Dibutuhkan alat yang dapat mendeteksi kadar glukosa dengan cepat tanpa melukai tubuh dengan biaya yang lebih terjangkau. Oleh karena itu, sedang dikembangkan suatu alat pengukur glukosa tanpa melukai tubuh (non-invasive). Metode alternatif yang mampu menyatakan hubungan antara spektrum nilai hasil keluaran alat pengukuran non-invasive dengan kadar glukosa darah adalah Jaringan Syaraf Tiruan (JST) JST adalah sistem komputasi yang arsitektur dan operasinya diilhami dari pengetahuan tentang sel saraf biologi di dalam otak manusia. JST dapat dilatih untuk mempelajari dan menganalisis pola dari data yang dimasukkan. JST berusaha mencari suatu formula atau fungsi yang akan menghubungkannya dengan keluaran yang diinginkan. Salah satu algoritma dalam JST yang banyak dipakai adalah backpropagation (BP). Metode BP merupakan suatu teknik supervised learning yang banyak digunakan pada banyak lapisan untuk pengenalan pola-pola yang kompleks. Dibalik kelebihannya BP memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajarannya. Banyak penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan tersebut salah satunya pada algoritma resilient backpropagation (Rprop). Pada Rprop parameter laju pembelajaran akan selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi perubahan galat pada tiap iterasinya. Penelitian ini mencoba memodelkan persamaan kalibrasi spektrum nilai tegangan yang dikeluarkan oleh alat pengukur kadar glukosa non-invasive untuk menduga kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan algoritma multilayer perception (MLP), backpropagation dan resilient backpropagation. Pada ketiga algoritma tersebut dicobakan beberapa macam model. Dari ketiga algoritma akan dibandingkan ketepatan pendugaan dan efisiensinya dengan melihat RMSE, RMSEP dan R2 yang dihasilkan serta banyak iterasi yang dibutuhkan. Model kuadrat X ln Y dengan 1 lapisan (10 node), kuadrat X akar Y dengan 1 lapisan (10 node), dan model kuadrat X akar Y dengan 2 lapisan (10 node,10 node) adalah model terbaik dari beberapa model yang telah dicobakan dalam melakukan pendugaan glukosa darah. Model ini memperbaiki pelanggaran heteroskedastisitas ragam galat, meningkatkan nilai R2, memperkecil RMSE dan RMSEP. Menurut hasil analisis, algoritma JST terbaik adalah Rprop yang memberikan nilai dugaan yang lebih akurat dan efisien karena dengan iterasi yang lebih sedikit dapat menghasilkan RMSE dan RMSEP lebih kecil serta R2 yang jauh lebih besar dibandingkan dengan algoritma MLP dan BP. Pada algoritma BP terjadi pelanggaran heteroskedastisitas pada ragam galat sehingga ragam galat yang dimiliki tidak homogen.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcStatistical applicationid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePendugaan Konsentrasi Glukosa dalam Darah Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan pada Alat Non-Invasiveid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordJSTid
dc.subject.keywordMLPid
dc.subject.keywordbackpropagationid
dc.subject.keywordresilient backpropagationid
dc.subject.keywordnon-invasiveid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record