Show simple item record

dc.contributor.advisorMeryandini, Anja
dc.contributor.advisorRupaedah, Bedah
dc.contributor.authorIrma, Ade
dc.date.accessioned2018-02-22T02:17:13Z
dc.date.available2018-02-22T02:17:13Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90954
dc.description.abstractGanoderma boninense merupakan salah satu cendawan patogen yang menyerang tanaman kelapa sawit. Cendawan tersebut menyebabkan penyakit busuk pangkal batang (basal stem rot) pada tanaman kelapa sawit. Serangan G. boninense dapat mengakibatkan kematian hingga 50% dari total tanaman pada perkebunan kelapa sawit. Selain itu, serangan cendawan tersebut menyebabkan tanaman menghasilkan buah yang lebih sedikit bahkan tidak berbuah sama sekali. Keadaan tersebut yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai produktivitas pada pertanian kelapa sawit. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan fungisida sintetik memberikan efek yang berbahaya seperti timbulnya sifat resistensi, terganggunya kesehatan manusia, dan dapat merusak ekosistem. Penggunaan agen biokontrol merupakan cara yang efektif untuk mengontrol pertumbuhan G. boninense. Tujuan penelitian ini adalah melakukan seleksi bakteri yang menghasilkan senyawa bioaktif sebagai biofungisida terhadap G. boninense serta mengidentifikasi bakteri penghasil biofungisida menggunakan metode molekuler. Berdasarkan hasil uji hemolisis menunjukkan bahwa dari kelima isolat bakteri yang di uji ditemukan dua isolat bakteri terpilih yaitu 11B LB dan 11B MD. Kedua isolat bakteri tersebut tidak bersifat patogen karena tidak dapat membentuk zona hemolitik di sekitar koloni bakteri yang tumbuh pada media agar darah. Isolat bakteri yang terpilih memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan G. boninense. Nilai persentase penghambatan dari isolat 11B LB dan 11B MD masing-masing sebesar 81% dan 75%. Selain itu, hasil pengamatan telah membuktikan bahwa isolat bakteri tersebut memiliki aktivitas antagonis yang ditandai dengan terbentuknya zona penghambatan di sekitar koloni bakteri. Kurva tumbuh bakteri dapat menunjukkan adanya fase-fase pertumbuhan yang terjadi selama pertumbuhan bakteri. Fase adaptasi (lag) yang dilalui untuk kedua isolat bakteri cukup singkat, kemudian menuju fase logaritmik yang terjadi hingga jam ke-16. Fase stasioner terjadi setelah jam ke-16, selanjutnya pertumbuhan sel bakteri memasuki fase kematian pada jam ke-20 hingga jam ke-24. Pengujian ekstrak bakteri menjelaskan bahwa hanya ekstrak supernatan dari kultur 11B MD pada jam ke-8 dan 24 memiliki aktivitas penghambatan terhadap G. boninense. Persentase penghambatan pada ekstrak supernatan bakteri tersebut adalah 86.67% dan 88.34%. Hasil analisis menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) telah membuktikan adanya senyawa metabolit yang terdapat pada ekstrak supernatan kultur bakteri dengan nilai Rf yaitu 0.1, 0.28 dan 0.38. Isolat bakteri 11B MD telah diidentifikasi menggunakan gen 16S rRNA dan diyakini sebagai Pseudomonas aeruginosa dengan nilai similarity 99%. Adanya kemampuan dalam menghambat pertumbuhan G. boninense membuktikan bahwa isolat bakteri 11B MD (P. aeruginosa) berpotensi digunakan sebagai agen biokontrol untuk mengendalikan pertumbuhan cendawan patogen pada tanaman kelapa sawit.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMicrobiologyid
dc.subject.ddcpathogenic fungiid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcTangerang-Bantenid
dc.titleSeleksi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Biofungisida sebagai Penghambat Pertumbuhan Ganoderma boninense secara In Vitroid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAntifungiid
dc.subject.keywordBakteri endofitid
dc.subject.keywordEfek antagonisid
dc.subject.keywordG. boninenseid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record