Show simple item record

dc.contributor.advisorSinaga, Bonar M
dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.authorSiswanto, Edy
dc.date.accessioned2018-02-22T02:15:18Z
dc.date.available2018-02-22T02:15:18Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90945
dc.description.abstractBeras merupakan komoditas pangan utama yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sekitar 98% penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, bahkan di beberapa daerah yang secara tradisional memiliki pangan utama jagung atau sagu, sebagian penduduknya telah beralih mengkonsumsi beras. Permintaan beras di Indonesia meningkat setiap tahunnya sehingga membuat kesenjangan semakin besar antara produksi dan konsumsi. Kelebihan permintaan ditutupi oleh impor beras yang menyebabkan harga beras dalam negeri merespons pergerakan harga beras global yang merugikan produsen dan konsumen. Swasembada terus diupayakan dan menjadi salah satu prioritas kebijakan pemerintah. Peningkatan produksi beras domestik harus dapat didukung oleh pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang efektif, sehingga dengan meningkatnya produksi beras dapat meningkatkan kesejahteraan petani maupun konsumen beras. Instrumen kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya: penjaminan harga gabah melalui kebijakan Harga Pembelian pemerintah (HPP), pemberian bantuan berupa kredit pertanian dengan bunga rendah, dan bantuan input berupa subsidi pupuk, subsidi benih, dan subsidi pestisida. Studi ini memiliki tujuan untuk: (1) mengevaluasi dampak kebijakan perberasan dan perubahan faktor eksternal terhadap pasar beras di Indonesia tahun 2010-2014, (2) mengevaluasi dampak kebijakan perberasan dan perubahan faktor eksternal terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen beras di Indonesia tahun 2010-2014, dan (3) mengkaji ramalan dampak kebijakan perberasan dan perubahan faktor eksternal terhadap pasar beras dan kesejahteraan produsen dan konsumen beras di Indonesia tahun 2018-2024. Spesifikasi model penelitian menggunakan persamaan simultan dan diestimasi dengan metode Two Stage Least Squares (2SLS). Data yang digunakan adalah data rentang waktu (time series) dari tahun 1981 sampai 2014. Hasil pendugaan model menunjukkan bahwa permintaan, penawaran, dan harga beras dipengaruhi oleh perubahan faktor eksternal dan kebijakan perberasan domestik. Kebijakan peningkatan subsidi pupuk dan kredit pertanian mempengaruhi pasar beras domestik yang memberikan keuntungan bagi konsumen tetapi merugikan produsen. kebijakan peningkatan HPP dan tarif impor mempengaruhi pasar beras domestik yang memberikan keuntungan bagi produsen tetapi merugikan konsumen. Perubahan pasar yang diakibatkan oleh penerapan kebijakan tunggal hanya meningkatkan kesejahteraan salah satu pihak sehingga tidak memberikan asas keadilan bagi konsumen dan produsen. Penerapan kombinasi kebijakan peningkatan subsidi pupuk, produktivitas areal, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) serta peningkatan GDP riil Indonesia dapat meningkatkan surplus produsen dan konsumen beras di Indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcRice Marketid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcdi Indonesiaid
dc.titleDampak Kebijakan Perberasan Terhadap Pasar Beras dan Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Beras di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkebijkan perberasanid
dc.subject.keywordpasar berasid
dc.subject.keywordkesejahteraanid
dc.subject.keywordeksporid
dc.subject.keywordimporid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record