Show simple item record

dc.contributor.advisorBintang, Maria
dc.contributor.advisorSafithri, Mega
dc.contributor.advisorPasaribu, Fachriyan Hasmi
dc.contributor.authorBawamenewi, Faoziduhu
dc.date.accessioned2018-02-22T02:13:17Z
dc.date.available2018-02-22T02:13:17Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90938
dc.description.abstractTumbuhan Söfö-söfö (SS) dan Famatö gahe mbuyuwu (FGM) adalah tumbuhan obat tradisional (Nias) dapat menyembuhkan infeksi jamur padat kulit, demam, batuk dan diare. Khasiat lain dari FGM menyembuhkan retak dan patah tulang. Basis ilmiah tumbuhan SS dan FGM sebagai agen antimikroba belum dibuktikan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan ekstraksi daun SS dan FGM, uji aktivitas antimikroba tunggal maupun campuran, uji fitokimia dan analisis senyawa bioaktif menggunakan GC-MS. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah tentang golongan senyawa serta senyawa bioaktif yang dimiliki tumbuhan SS dan FGM sebagai agen antimikroba dan menguatkan kepercayaan masyarakat menggunakan dan membudidayakan tumbuhan SS dan FGM sebagai tanaman obat alternatif penyembuhan penyakit. Penelitian ini diawali dengan pembuatan simplisia daun segar SS dan FGM yang sudah dicuci bersih dan dijemur dibawah sinar matahari selama 3-4 hari, kemudian dioven pada suhu 50oC selama 3 jam. Daun kedua sampel yang sudah kering dihaluskan menjadi bubuk simplisia 80 mesh, kemudian diekstraksi dengan pelarut air, eatnol 70% dan etil asetat selama 2x24 jam pada maserator yang dilengkapi shaker dengan kecepatan 150 rpm dan dipekatkan menggunakan rotarievaporator pada suhu 60oC. Ekstrak daun SS dan FGM yang diperoleh dari 3 jenis pelarut masing-masing diuji aktivitas antimikroba. Penentuan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dan uji fitokimia dilakukan pada ekstrak yang memiliki aktivitas antimikroba paling tinggi yaitu ekstrak etil asetat daun SS dan ekstrak etanol 70% daun FGM. Analisis GC-MS ekstrak etil asetat daun SS dan ekstrak etanol 70% daun FGM dilakukan untuk mengetahui komponen senyawa antimikroba kedua sampel. Hasil penelitian menunjukkan pelarut terbaik ekstrak SS sebagai antimikroba adalah ekstrak etil asetat dengan konsentrasi hambat minimum 4000 ppm menghambat S. aureus (1.25±0.35mm), E. coli (1 mm) dan C. albican 6000 ppm (1.5 mm). Senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid dan steroid, kemudian senyawa bioaktif hasil analisis GC-MS sebagai antimikroba adalah asam heksadekanoat, stigmasterol, neopitadin, metil ester, skualen dan fitol. Pelarut terbaik ekstrak FGM sebagai antimikroba adalah ekstrak etanol 70% dengan konsentrasi hambat minimum 2.000 ppm menghambat S. aureus (3.00±0.07 mm), E. coli (4.25±0.07 mm) dan tidak menghambat C. albican. Senyawa metabolit sekunder ekstrak etanol 70% FGM adalah alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan triterpenoid, kemudian senyawa bioaktif hasil analisis GC-MS sebagai antimikroba adalah stigmasterol, Stigmast-5-en-3-ol, metil ester, pirogalol, asam heksadekanoat, fitol dan neopitadin.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiochemistryid
dc.subject.ddcAntimicrobial activityid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleAktivitas Antimikroba dan Identifikasi Senyawa Bioaktif Ekstrak Daun Söfö-Söfö (Acmella cf) dan Famatö Gahe Mbuyuwu (Polygonum barbatum L.) Asal Niasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantimikrobaid
dc.subject.keywordfamatö gahe mbuyuwuid
dc.subject.keywordfitokimiaid
dc.subject.keywordGC-MSid
dc.subject.keywordsöfö-söföid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record