Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmalina, Rita
dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.authorPutra, Andre Helmi
dc.date.accessioned2018-02-22T02:11:43Z
dc.date.available2018-02-22T02:11:43Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90933
dc.description.abstractIndonesia sebagai negara Agraris memiliki potensi untuk untuk menyediakan komoditas pertanian untuk mencapai ketahanan pangan Nasional. Komoditas pertanian salah satunya adalah sayuran segar yang memiliki keunikan dari karakteristik produksi dan aliran produk. Secara umum berbeda dengan komoditas lain karena bersumber dari proses hayati, seperti: budidaya dan pemanenan serta produk sangat tergantung iklim dan musim, produk mudah rusak, kualitas bervariasi dan beberapa produk yang sulit diangkut dan dikelola dikarenakan karakteristiknya sendiri. Apalagi setelah dipanen, umur penggunaan produk yang pendek sehingga produk pertanian memerlukan proses khusus guna mempertahankan kualitas produk hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Penanganan khusus untuk menciptakan produk sayuran segar yang berkualitas berhubugan dengan pengelolaan rantai pasok pertanian. Salah satunya ditemukan di pasar modern, yang telah menyediakan alat pendingin (chiller) untuk memperlambat proses penurunan mutu dan memperpanjang umur (masa guna) produk sayuran segar agar tahan lebih lama. Di lain pihak, isu ini merupakan tantangan bagi seluruh pelaku bisnis jaringan rantai pasok untuk menjaga kualitas produk dan kepercayaan pelanggan. Khususnya packaging house sebagai pelaku sentral yang menjadi jembatan penghubung antara petani (produsen) dan pasar (modern) sampai kepada konsumen. Masalah yang sering terjadi berupa ketidakpastian pasokan disepanjang rantai pasok dalam menyediakan produk terbaiknya untuk pelanggan, sehingga dibutuhkan usaha untuk memperbaiki kondisi ini dengan memaksimalkan sumber daya yang memiliki potensi. Fakta-fakta tersebut dapat dianalisis secara empiris untuk memberikan sebuah pandangan alternatif kondisi dan evaluasi rantai pasok serta pengembangan strategi yang akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan packaging house terhadap tantangan bisnis dalam menjamin kualitas produk bagi konsumen akhir. Sehingga tujuan penelitian ini berdasarkan uraian diatas adalah: (1) Menggambarkan rantai pasok sayuran di Okiagaru Farm dengan kerangka Food Supply Chain Network; (2) Mengukur kinerja rantai pasok sayuran unggulan di Okiagaru Farm; (3) Mengidentifikasi pengembangan penerapan sistem traceability pada rantai pasok produk sayuran unggulan di Okiagaru Farm. Hasil analisis dengan menggunakan kerangka Food Supply Chain Network disimpulkan bahwa kondisi rantai pasok sayuran di Okiagaru Farm memiliki karakteristik bisnis yang berbeda dengan bisnis ritel karena berkonsentrasi pada sektor hulu sebagai distributor. Penciptaan nilai tambah produk sayuran yang bekerja sama dengan kelompok tani dalam pengelolaannya. Sasaran pasar rantai pasok adalah pasar domestik, sedangkan sasaran pengembangan rantai pasok adalah pengintegrasian kualitas dan pengoptimuman potensi sumber daya berupa penerapan kemampuan telusur dalam menjamin kualitas produk yang dinikmati konsumen akhir. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok sayuran unggulan di Okiagaru Farm sebagai unit bisnis telah sesuai target. Arah perbaikan rantai pasok sebagai evaluasi terhadap data pembanding (benchmark) berorientasi pada pemenuhan jumlah pasokan pesanan pelanggan dan pengelolaan biaya rantai pasok sebelum mengadopsi sistem yang baru. Selanjutnya, sudah ada aktivitas yang melakukan fungsi tracing dan tracking namun belum terintegrasi sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem traceability belum terbangun di Okiagaru Farm. Konsep traceability yang diusulkan berupa skema pemetaan yang terdiri atas pemasok (petani), packaging house, pelanggan, dan transportasi. Dengan packaging house Okiagaru Farm sebagai pelaku utama untuk mengelola informasi produk. Rekomendasi yang bisa disarankan dari penelitian ini yaitu upaya perbaikan kondisi rantai pasok sayuran unggulan di Okiagaru Farm berdasarkan hasil evaluasi kinerja terhadap pencapaian target yang lebih baik dapat dilakukan dengan memenuhi jumlah pesanan pelanggan. Pemenuhan pasokan salah satu caranya dengan penambahan pemasok utama disesuaikan dengan perencanaan awal terhadap biaya rantai pasok agar lebih kompetitif terhadap pendapat. Terkait dengan pengembangan strategi baru berupa penerapan kemampuan telusur (sistem traceability) dibutuhkan kajian lanjutan. Kajian ini ditujukan untuk aktivitas para pelaku, kebutuhan teknologi, dan finansial sebagai pendukung utama implementasi sistem traceability yang diusulkan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcFood securityid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcCianjur-JABARid
dc.titleAnalisis Kinerja dan Sistem Traceability pada Rantai Pasok Sayuran Unggulan di Okiagaru Farmid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkinerjaid
dc.subject.keywordrantai pasokid
dc.subject.keywordsayuranid
dc.subject.keywordtraceabilityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record