Show simple item record

dc.contributor.advisorRifin, Amzul
dc.contributor.advisorTinaprilla, Netti
dc.contributor.authorAeni, Eva Farichatul
dc.date.accessioned2018-02-22T02:02:28Z
dc.date.available2018-02-22T02:02:28Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90916
dc.description.abstractKemitraan merupakan sebuah kelembagaan dalam bentuk kerjasama yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Kemitraan usahatani ubi jalar dilakukan mengingat ubi jalar sangat potesial untuk dikembangkan menjadi bahan pangan industrial. Kuningan merupakan kabupaten sentra produksi ubi jalar terbesar di Jawa Barat dengan total produksi pada tahun 2012 mencapai 111 918 Ton/Ha. Jumlah tersebut terus meningkat sebesar 6.22 persen pada tahun 2013 dan meningkat sebesar 22.85 persen pada tahun 2014 (Distankan Kuningan 2014). Peningkatan jumlah produksi tersebut menjadi alasan bagi Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan untuk mulai fokus dalam pengembangan komoditas ubi jalar sehingga komoditas tersebut dapat berkembang dan berdaya saing. Untuk mencapai hal tersebut hendaknya dicapai melalui pertumbuhan inklusif, dimana harus bisa meningkatkan peran serta para pelaku usaha kecil yaitu petani. Petani di Kabupaten Kuningan masih didominasi oleh petani skala kecil dengan ciri memiliki keterbatasan dalam hal penguasaan lahan, modal, posisi tawar (bargaining posisiton), dan pengetahuan tentang jaringan pasar. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu kelembagaan dalam bentuk kemitraan. Kabupaten Kuningan, Jawa Barat telah mampu mengembangkan sebuah kawasan agroindustri pengolahan ubi jalar melalui perusahaan PT. Galih Estetika Indonesia. Adanya industri pengolahan ubi jalar tersebut mendorong terciptanya kerjasama dengan petani melalui kemitraan yang diharapkan mampu mendukung pengembangan agribisnis ubi jalar di Kabupaten Kuningan. Namun, pemutusan kontrak kemitraan yang dilakukan petani akan berdampak kepada pelaksanaan kemitraan, operasional perusahaan dan terhadap rantai nilai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kemitraan petani ubi jalar dengan PT Galih Estetika Indonesia, menganalisis struktur rantai nilai ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia dan menganalisis peranan kemitraan dalam rantai nilai ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Kuningan merupakan sentra produksi ubi jalar di Jawa Barat dan PT Galih Estetika Indonesia sebagai salah satu perusahaan eskportir ubi jalar. Pengumpulan sampel petani dengan purposive (petani mitra sebanyak 30 orang, petani non mitra sebanyak 30 orang) dan lembaga pemasaran (pedagang pengumpul, koordinator dan perusahaan) dengan metode snowball sampling. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif ini untuk menganalisis kemitraan seperti menganalisis pola kemitraan, struktur rantai nilai dengan memetakan rantai nilai dan menganalisis tipe Governance Value Chain dengan parameter seperti kompleksitas transaksi, kemampuan mengkodifikasi informasi, kemampuan supplier merespon. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung derajat kemitraan, marjin, pendapatan, rasio keuntungan biaya dan analisis kinerja rantai nilai berdasarkan aktifitas pendukung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemitraan PT Galih Estetika Indonesia berperan dalam rantai nilai ubi jalar. Hal demikian terlihat dalam pola kemitraan yang termasuk ke dalam pola KOA dan nilai derajat kemitraan menghasilkan 716 (pola madya). Nilai tersebut belum bisa dikatakan kemitraan yang ideal, sehingga berpengaruh terhadap rantai nilai yaitu terhadap operasional perusahaan. Kemitraan juga bisa meningkatkan pendapatan petani yaitu terbukti bahwa pendapatan petani mitra lebih besar dibandingkan dengan petani non mitra yaitu petani mitra Rp 22 157 828/Ha, sedangkan untuk petani non mitra Rp 12 306 789/Ha. Selain itu, kemitraan juga membantu dalam memperpendek saluran pemasaran yang akan menciptakan hubungan dan koordinasi. Saluran yang pendek akan mempermudah dalam penyaluran informasi, koordinasi yang baik dan menghasilkan marjin yang kecil, seperti pada saluran I pada penelitian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcFood Industrialid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcKuningan, Jawa Baratid
dc.titlePeranan Kemitraan Dalam Rantai Nilai Ubi Jalar di PT Galih Estetika Indonesia, Kabupaten Kuningan, Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordgovernance value chainid
dc.subject.keywordpartnershipid
dc.subject.keywordsweet potatoesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record