Show simple item record

dc.contributor.advisorAstuti, Dewi Apri
dc.contributor.advisorSajuthi, Dondin
dc.contributor.advisorMansjoer, Sri Supraptini
dc.contributor.advisorSuparto, Irma Herawati
dc.contributor.authorPijoh, Deyv
dc.date.accessioned2018-02-22T01:57:46Z
dc.date.available2018-02-22T01:57:46Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90898
dc.description.abstractObesitas adalah kondisi bobot tubuh yang di atas normal karena penimbunan lemak dalam tubuh. Proses obesitas karena ketidak seimbangan asupan energi, dibandingkan dengan penggunaan energi dan pola hidup, sehingga mengakibatkan perubahan sifat biologis, neraca nutrien dalam tubuh, hematologi, indeks massa tubuh, bobot badan, dan status nutrien darah. Obesitas berkaitan erat dengan sindrom metabolik yang merupakan faktor resiko utama penyakit kardiovaskular, diabetes, hipertensi, gangguan imunologis dan gangguan patologis seperti hiper insulinemia dan resistensi insulin. Penggunaan hewan sebagai model penelitian obesitas di bidang kesehatan dapat dilakukan pada hewan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), karena mempunyai kesamaan dengan manusia disegi anatomi maupun fisiologisnya, selain itu dengan ukuran tubuh kecil, memudahkan penanganannya serta sudah memiliki informasi biologis yang lengkap. Untuk menghasilkan hewan obes, diperlukan diet dengan makanan yang berenergi tinggi (lebih dari 4.000kal/g diet). Nutrien yang menyumbangkan kalori tinggi dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein maupun kombinasinya yang ada pada bahan makanan. Permasalahannya adalah belum pernah dievaluasi pengaruh kombinasi protein dan karbohidrat, ataupun lemak dan karbohidrat pada diet berenergi tinggi terhadap proses terjadinya obesitas pada hewan model monyet ekor panjang (MEP), sehingga telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk 1) mengevaluasi pemberian diet berenergi tinggi terhadap terjadinya obesitas pada MEP; 2) mengkaji perkembangan dan hubungan obesitas dengan tingkah laku; dan 3) menghasilkan hewan model obes untuk penelitian biomedis. Hewan coba yang digunakan 15 ekor MEP yang bebas dari penyakit Tuberkulosis dengan bobot badan 4 – 5 kg, umur 6 – 8 tahun, dikandangkan (ukuran 0.6 x 0.6 x 0.9 m) secara individu. Seluruh prosedur penelitian telah disetujui Komisi Kesejahteraan Hewan Percobaan dengan nomor protokol: 02-1A-IACUC- 08. Hewan secara random dikelompokkan menjadi 3 (tiga) perlakuan, berdasarkan pemberian pakannya yaitu Monkey Chow (MC), diet obes dengan penambahan kuning telur (DOKT), dan diet obes tanpa kuning telur (DO). Diet dibuat dari bahan gandum, gula, minyak goreng, tepung ikan, tepung maizena, bungkil kedele, dedak padi, agar-agar, CMC (karboksilmetil selulosa), mineral campuran, kuning telur dan tallow dengan komposisi nutrien menggandung protein 15%, lemak 22% dan karbohidrat 51- 60%. Diet Monkey Chow mengadung protein 29%, lemak 5.5% dan karbohidrat 59%. Ketiga diet tersebut menggadung iso kalori berkisar antara 4 200- 4 400 kal/g. Perlakuan diberikan selama 14 bulan dengan masa adaptasi 2 (dua) bulan dan perlakuan selama 12 bulan. Parameter yang diukur meliputi konsumsi dan kecernaan nutrien, morfologi tubuh dan tingkah laku. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi nutrien pada perlakuan DOKT sangat bermakna (P <0.01) lebih tinggi (114 g/ekor/hari) dibandingkan dengan kedua diet yang lain. Demikian pula persentase kecernaan nutrien pada perlakuan DOKT sangat bermakna (P<0.01) lebih tinggi dibanding dengan kedua diet lainnya, walaupun kecernaan protein dan karbohidrat diet MC sama dengan DOKT, dan kecernaan lemak diet MC sama dengan DOKT. Bobot badan dan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) DOKT sangat bermakna (P<0.01) tertinggi dibanding kedua perlakuan diet yang lain. Nilai IMT pada perlakuan DOKT mengindikasikan hewan model MEP telah mengalami obesitas Tipe I. Ukuran tubuh MEP selama penelitian menunjukkan bahwa lingkar pinggul, lingkar dada, lingkar pinggang pada DOKT sangat bermakna (P<0.01) lebih besar dibandingkan dengan kedua diet lainnya. Hasil Analisis Komponen Utama (AKU) DOKT juga sangat bermakna (P<0.01), lebih besar perkembangan ukuran dan bentuk tubuhnya. Untuk Aktivitas harian dan tingkah laku MEP, obes tipe I belum menunjukkan perbedaan yang bermakna. Penelitian ini dapat dimpulkan bahwa DOKT menghasilkan konsumsi pakan, kecernaan nutrien dan bobot badan yang lebih tinggi, sehingga MEP masuk pada kriteria obesitas. Bentuk morfologi ukuran tubuh lingkar dada, lingkar pinggang, lingkar pinggul, memiliki hubungan paling erat terhadap bobot badan, sehingga ketiga sifat tersebut dapat dijadikan indikator pada perubahan bobot badan, dan hasil analisis komponen utama (AKU) menunjukkan respon individu monyet yang tinggi pada DOKT, yang mengalami perubahan bentuk tubuh dan ukurannya paling nyata, serta obesitas tidak menunjukkan perubahan pola tingkah laku dan aktivitas harian MEP yang menonjol. Hasil penelitian menunjukkan DOKT dapat direkomendasikan menjadi diet untuk menghasilkan hewan obes.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPrimatesid
dc.subject.ddcMacaqueid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleKajian Pemberian Diet Berenergi Tinggi pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) untuk Mendapatkan Hewan Model Obesid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDiet obesid
dc.subject.keywordIndeks massa tubuhid
dc.subject.keywordMacaca fascicularisid
dc.subject.keywordMonkey Chowid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record