Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.advisorNurwadjedi
dc.contributor.authorHusein, Zulham
dc.date.accessioned2018-02-20T03:38:50Z
dc.date.available2018-02-20T03:38:50Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90883
dc.description.abstractPeta ekoregion tergolong peta tematik baru di Indonesia dan telah memetakan seluruh wilayah Indonesia. Melihat isi peta ekoregion yang tersusun atas bentuklahan, ekosistem, dan komunitas vegetasi, maka peta ini seharusnya dapat digunakan untuk menghasilkan informasi baru terkait isyu lingkungan, seperti pemetaan daya dukung atau pemetaan kerawanan bencana alam. Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Banten dan memanfaatkan peta ekoregion untuk tujuan melakukan penilaian geoindikator untuk kerawanan bencana (longsor, banjir, dan tsunami) yang berbasis ekoregion, penilaian kerawanan bencana (susceptibility) berdasarkan geoindikator terpilih, dan melakukan penilaian bahaya bencana (hazard) berdasarkan hasil analisis kerawanan bencana. Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan menggunakan metode multi criteria evaluation (MCE) dan peta ekoregion sebagai dasar pemetaan (unit analisis). Kriteria yang dianalisis adalah karakter dari setiap satuan ekoregion yang meliputi variabel bentuklahan, ekosistem, dan komunitas vegetasi. Setiap variabel tersebut dianalisis dengan metode Analitycal Hierarchy Process atau AHP untuk mendapatkan skor dan bobot dari setiap kriteria. Selanjutnya hasil analisis kerawanan dinilai dengan menggunakan pendekatan parametrik untuk memperoleh peta bahaya bencana alam. Hasil analisis kerawanan bencana selanjutnya dinilai tingkat akurasinya dengan metode kappa baik secara keseluruhan (overall accuracy) maupun pada setiap kelasnya. Nilai kappa ini digunakan untuk menunjukkan tingkat keakuratan model. Hasil analisis menunjukkan bahwa bentuklahan merupakan geoindikator yang memiliki bobot paling tinggi untuk menilai kerawanan bencana longsor, banjir dan tsunami, disebabkan oleh adanya informasi mengenai morfologi dan morfogenesis atau proses pembentukan bentuklahan tersebut. Zona rawan longsor pada tingkat sedang hingga sangat tinggi tersebar pada bentuklahan-bentuklahan perbukitan dan pegunungan, sementara untuk zona rawan banjir dan tsunami tersebar pada dataran fluvial dan fluvio-marin. Analisis dan pemetaan zona rawan bencana ini mempunyai akurasi yang baik (>80%) sehingga peta ekoregion sangat baik digunakan untuk pemetaan daerah rawan bencana. Sementara itu persebaran zona bahaya (hazard) longsor, banjir, dan tsunami tampak sangat logis, meskipun hasil uji akurasi zona bahaya longsor dan banjir menunjukkan nilai overall accuracy yang agak rendah, berturut-turut 74% dan 80.9%. Hal ini bisa disebabkan oleh kurang memadainya jumlah data lapangan untuk mengujinya. Metode sederhana ini diharapkan sangat aplikatif sehingga dapat digunakan oleh Pemda untuk pemerintah daerah dalam rangka memperkaya peta-peta kebencanaan alam di wilayahnya, mengingat bahwa peta ekoregion sudah meliput seluruh wialayah indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcMitigationid
dc.subject.ddcNatural Hazardid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBantenid
dc.titleAnalisis Bahaya Bencana Alam Berbasis Peta Ekoregion di Provinsi Banten.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordlongsor, banjirid
dc.subject.keywordtsunamiid
dc.subject.keywordkerawananid
dc.subject.keywordekoregionid
dc.subject.keywordProvinsi Bantenid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record