dc.description.abstract | Pengembangan padi tipe baru dilakukan salah satunya melalui perbaikan
arsitektur malai tanaman padi. Pendekatan melalui perbaikan arsitektur tanaman
untuk merakit varietas baru dianggap paling mungkin dilakukan dan telah menjadi
fokus program pemuliaan untuk meningkatkan potensi hasil tanaman padi.
Arsitektur malai merupakan karakter yang berkaitan langsung dengan komponen
hasil tanaman padi. Pengaruh setiap karakter arsitektur malai terhadap
peningkatan hasil tanaman padi berbeda-beda sangat bergantung dari genotipe dan
lingkungan yang diuji. Selain itu, sifat-sifat tersebut diwariskan secara kuantitatif
yang melibatkan beberapa hingga banyak gen yang akan mempengaruhi tingkat
kesulitan dalam program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan
mendapatkan informasi pola pewarisan sifat, hubungan antar karakter, dan
distribusi karakter arsitektur malai.
Penelitian ini tersusun atas tiga tahapan, yaitu pembentukan populasi,
penanaman benih F1, dan penanaman benih F2. Rangkaian penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari - November 2016 di kebun percobaan Sawah
Baru Bogor. Dua populasi zuriat persilangan IPB 3S/IPB160-F-36 dan IPB160-F-
36/IPB 5R dan tetua digunakan sebagai materi percobaan. Jarak antar tanaman
yaitu 20 cm x 25 cm dengan satu bibit per lubang tanam. Sebanyak 208 dan 204
tanaman diambil mewakili masing-masing dua populasi F2. Masing-masing
diambil 3 malai secara acak untuk setiap individu
Hasil menunjukkan bahwa aksi gen aditif mempengaruhi karakter jumlah
cabang primer pada populasi zuriat persilangan IPB 3S/IPB160-F-36, sedangkan
pada populasi zuriat IPB160-F-36/IPB 5R hampir seluruh karakter arsitektur
malai dikendalikan oleh aksi gen aditif kecuali panjang cabang primer. Seluruh
karakter arsitektur malai melibatkan banyak gen kecuali karakter panjang cabang
primer dan jumlah gabah per cabang primer pada populasi IPB 3S/IPB160-F-36.
Terdapat keragaman genetik pada karakter arsitektur malai dua populasi yang
diuji. Heritabilitas arti luas karakter yang diamati tergolong sedang sampai tinggi.
Seleksi dapat meningkatkan nilai tengah karakter arsitektur malai baik
menggunakan karakter tunggal maupun secara simultan.
Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya korelasi antara beberapa
karakter arsitektur malai dan karakter agronomi. Kerapatan gabah dapat diduga
melalui suatu model yang melibatkan karakter panjang malai, jumlah cabang
primer, jumlah gabah per cabang primer, jumlah cabang sekunder per cabang
primer, jarak axis ke cabang sekunder, dan rasio terisi cabang primer. Karakter
jumlah gabah per cabang primer memiliki pengaruh langsung dan tak langsung
yang tinggi terhadap karakter kerapatan gabah pada dua populasi yang diuji.
Hasil percobaan terkait distribusi percabangan malai menunjukkan
karakter jumlah cabang sekunder dan jumlah gabah cenderung memiliki pola
distribusi yang sama terhadap buku pada dua populasi yang diuji. Persentase
posisi jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder, dan jumlah gabah terhadap
malai tertinggi terdapat pada bagian pangkal, diikuti bagian tengah dan ujung
malai padi. Karakter jumlah gabah per malai berkorelasi positif dan memiliki
hubungan linier terhadap karakter jumlah cabang primer dan jumlah cabang
sekunder per malai pada dua populasi yang diuji. Jumlah gabah per malai
memiliki nilai korelasi yang lebih kuat terhadap karakter jumlah cabang sekunder
per malai dibandingkan karakter jumlah cabang primer per malai. | id |