Show simple item record

dc.contributor.advisorAnas, Iswandi
dc.contributor.advisorNugroho, Budi
dc.contributor.authorLestari, Denanda Akhlika
dc.date.accessioned2018-02-01T07:56:53Z
dc.date.available2018-02-01T07:56:53Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90286
dc.description.abstractKendala penggunaan pupuk KCl di Indonesia salah satunya adalah harganya yang mahal dikarenakan bahan baku pupuk KCl merupakan barang impor serta ditemukannya pupuk KCl palsu dibeberapa kios penyalur pupuk resmi. Dilain pihak Indonesia memiliki potensi sumber kalium berupa batuan yang mengandung mineral kalium seperti feldspar dan mika. Kandungan total kalium pada feldspar dapat mencapai 14% sementara mika 10% sehingga dapat dijadikan alternatif untuk pupuk K bagi tanaman. Kendala utama dari penggunaan batuan feldspar dan mika sebagai sumber kalium adalah kelarutannya yang rendah. Salah satu upaya peningkatan kelarutan batuan K seperti feldspar adalah dengan penambahan mikrob pelarut kalium (MPK). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Fungi Pelarut Kalium (FPK) dalam meningkatkan kelarutan feldspar dan terhadap pertumbuhan jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) serta menguji pengaruh penambahan molases sebagai sumber karbon dan energi pada media pembawa isolat FPK. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah dan Lingkungan, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Uji asam organik mikrob dilakukan di Laboratorium Residu Bahan Agrokimia, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Ciomas Bogor. Aplikasi pada tanaman jagung manis pada polibag dilaksanakan di rumah kaca, Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan yang diberikan pada tanaman jagung manis berupa pemberian pupuk 100% KCl, 50% KCl, dan 50% KCl + 50% feldspar serta pemberian dua jenis isolat FPK yang dikombinasi molases sebagai bahan pembawa. Hasil penelitian menunjukkan pada uji kualitatif FPK 1 memiliki indeks pelarutan yang lebih besar dibandingkan FPK 2 sedangkan pada uji kuantitatif FPK 2 memiliki kemampuan melarutkan K yang lebih tinggi dibandingan dengan FPK 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata interaksi perlakuan pupuk KCl dan isolat yang dikombinasi molases terhadap residu K tersedia tanah dan kadar P tanaman. Sementara pelakuan pupuk KCl dan isolat yang dikombinasikan molases secara tunggal nyata berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan kadar K tanaman. Isolat FPK 2 yang dikombinasi molases mampu meningkatkan K tersedia tanah dan kadar K tanaman.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil Sciencesid
dc.subject.ddcFertilizerid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleEfektivitas Fungi Pelarut Kalium dalam Meningkatkan Kelarutan Kalium dan Pertumbuhan Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt).id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordkaliumid
dc.subject.keywordmikrob pelarut kaliumid
dc.subject.keywordfeldsparid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record