dc.description.abstract | Kendala penggunaan pupuk KCl di Indonesia salah satunya adalah
harganya yang mahal dikarenakan bahan baku pupuk KCl merupakan barang
impor serta ditemukannya pupuk KCl palsu dibeberapa kios penyalur pupuk
resmi. Dilain pihak Indonesia memiliki potensi sumber kalium berupa batuan
yang mengandung mineral kalium seperti feldspar dan mika. Kandungan total
kalium pada feldspar dapat mencapai 14% sementara mika 10% sehingga dapat
dijadikan alternatif untuk pupuk K bagi tanaman. Kendala utama dari penggunaan
batuan feldspar dan mika sebagai sumber kalium adalah kelarutannya yang
rendah. Salah satu upaya peningkatan kelarutan batuan K seperti feldspar adalah
dengan penambahan mikrob pelarut kalium (MPK). Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh Fungi Pelarut Kalium (FPK) dalam meningkatkan kelarutan
feldspar dan terhadap pertumbuhan jagung manis (Zea mays saccharata Sturt)
serta menguji pengaruh penambahan molases sebagai sumber karbon dan energi
pada media pembawa isolat FPK. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Bioteknologi Tanah dan Lingkungan, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah,
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Uji asam organik mikrob dilakukan di Laboratorium Residu
Bahan Agrokimia, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Ciomas Bogor.
Aplikasi pada tanaman jagung manis pada polibag dilaksanakan di rumah kaca,
Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan yang diberikan pada tanaman jagung
manis berupa pemberian pupuk 100% KCl, 50% KCl, dan 50% KCl + 50%
feldspar serta pemberian dua jenis isolat FPK yang dikombinasi molases sebagai
bahan pembawa. Hasil penelitian menunjukkan pada uji kualitatif FPK 1
memiliki indeks pelarutan yang lebih besar dibandingkan FPK 2 sedangkan pada
uji kuantitatif FPK 2 memiliki kemampuan melarutkan K yang lebih tinggi
dibandingan dengan FPK 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh nyata interaksi perlakuan pupuk KCl dan isolat yang dikombinasi
molases terhadap residu K tersedia tanah dan kadar P tanaman. Sementara
pelakuan pupuk KCl dan isolat yang dikombinasikan molases secara tunggal
nyata berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada 5 MST dan kadar K tanaman.
Isolat FPK 2 yang dikombinasi molases mampu meningkatkan K tersedia tanah
dan kadar K tanaman. | id |