dc.description.abstract | Aneurisma didefinisikan sebagai suatu pelebaran atau dilatasi dari pembuluh darah. Hal ini terjadi akibat penuaan dan kerusakan aterosklerotik parah pada dinding pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya aneurisma, yang dapat berujung pada kerusakan ginjal kronis. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan terapi menggunakan sel punca mesenkimal (SPM) untuk mengobati anuerisma, namun belum ada penelitian yang dilakukan dalam mengevaluasi efek SPM pada ginjal tikus model aneurisma dengan 5/6 nefrektomi. Pada penelitian yang dilakukan tikus model tersebut diinduksi dengan SPM menggunakan dosis tunggal 1x106 cells. Evaluasi histopatologi ginjal menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) yang meliputi endapan protein yang terdapat di korteks (glomerulus dan tubulus) dan medula, perbandingan luas ruang Bowman dan glomerulus, serta nekrosis pada tubulus. Dari kelima parameter tersebut, nilai rataan nekrosis pada tubulus menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan (P<0.05), yang artinya sel punca dapat berpotensi mengurangi terjadinya nekrosis pada tubulus ginjal. Sedangkan pengamatan pada endapan protein di korteks dan medula serta perbadingan luas ruang Bowman dan glomerulus tidak berbeda secara signifikan (P>0.05). Jumlah sel nekrosis yang lebih rendah dapat mengindikasikan adanya proses regenerasi ginjal, walaupun pada parameter yang lain tidak menunjukkan hal yang sama, yang kemungkinan masih memerlukan waktu penelitian yang lebih lama. SPM digunakan dalam terapi untuk kerusakan ginjal akibat nefrektomi. SPM memiliki potensi untuk regenerasi ginjal. | id |