Show simple item record

dc.contributor.advisorBoer, Rizaldi
dc.contributor.authorApriani, Nur
dc.date.accessioned2018-01-30T01:33:32Z
dc.date.available2018-01-30T01:33:32Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89706
dc.description.abstractNelayan adalah pelaku ekonomi primer dalam sektor perikanan dan penggerak aktif perekonomian pesisir. Di sisi lain, nelayan merupakan pelaku usaha yang paling rentan terhadap ketidakpastian kondisi cuaca dan iklim. Selain aktivitas melaut, ketersediaan sumber daya ikan juga sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim. Tujuan penelitian ini adalah menyusun indeks iklim yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan waktu ideal untuk melaut dan menganalisis pengaruh iklim terhadap pola pendapatan nelayan Pangandaran. Indeks Iklim Melaut (IIM) dibangun berdasarkan kepada keeratan hubungan antara kondisi iklim/cuaca dengan banyak hari melaut dan volume produksi ikan. Jadi IIM menggambarkan kondisi iklim/cuaca yang aman untuk melaut dan menggambarkan kelimpahan stok ikan di perairan pada waktu tertentu. Kondisi iklim/cuaca yang digunakan ialah kecepatan angin, suhu permukaan laut (SPL), dan curah hujan. Analisis yang dilakukan dalam menentukan IIM melalui beberapa tahapan. Pertama ialah penentuan besar (bobot) pengaruh unsur iklim terhadap banyak hari melaut dan volume tangkapan ikan dengan menggunakan analisis regresi. Kedua, penghitungan nilai preferensi yang menggambarkan tingkat kelayakan iklim/cuaca pada suatu waktu untuk melaut dan kelimpahan ikan. Ketiga, mengelompokkan nilai preferensi ke dalam lima kategori (1 sampai 5) berdasarkan nilai presentil selang 20%. Keempat, menentukan IIM berdasarkan kondisi iklim menurut kategori preferensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi iklim pada kondisi preferensi sangat baik untuk melaut ialah saat kecepatan angin rata-rata berkisar antara 4.4 dan 5.5 m/s, kondisi suhu permukaan laut kurang dari 26.3oC dan curah hujan kurang dari 3 mm per hari (tidak ada hujan). Sedangkan kondisi iklim yang sangat buruk untuk melaut ialah saat kecepatan angin rata-rata kurang dari 2.3 m/s atau lebih besar dari 5.5 m/s, kondisi suhu permukaan laut relatif panas (>28.1oC) dan curah hujan relatif tinggi (>10 mm per hari). Kondisi iklim yang sangat baik diberi skor 5 dan yang paling buruk dengan skor 1. Nilai IIM ditetapkan berdasarkan jumlah nilai skor dari semua kondisi iklim. Apabila kondisi iklim pada hari tertentu semuanya masuk kategori sangat baik, maka total skor akan sama dengan 15, dan apabila semuanya sangat buruk, total skor akan sama dengan 3. Nilai IIM ditetapkan berdasarkan total nilai skor. Kondisi yang paling ideal untuk melaut ialah apabila nilai total skor antara 14 dan 15, sedangkan kondisi yang paling tidak ideal ialah antara 3 dan 5. Hasil validasi menunjukkan bahwa pola perubahan nilai IIM mengikuti pola perubahan volume tangkapan. Semakin tinggi nilai IIM semakin tinggi volume tangkapan ikan. Dengan demikian, pola pendapatan nelayan juga mengikuti pola IIM.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcGeophysics and Meteorologyid
dc.subject.ddcClimateid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcPangandaran-JABARid
dc.titlePengaruh Iklim terhadap Perilaku dan Pola Pendapatan Nelayan Pangandaran.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordcurah hujanid
dc.subject.keywordindeks iklim melaut (IIM)id
dc.subject.keywordkecepatan anginid
dc.subject.keywordsuhu permukaan lautid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record