dc.description.abstract | Nelayan adalah pelaku ekonomi primer dalam sektor perikanan dan
penggerak aktif perekonomian pesisir. Di sisi lain, nelayan merupakan pelaku
usaha yang paling rentan terhadap ketidakpastian kondisi cuaca dan iklim. Selain
aktivitas melaut, ketersediaan sumber daya ikan juga sangat dipengaruhi oleh
kondisi cuaca dan iklim. Tujuan penelitian ini adalah menyusun indeks iklim yang
dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan waktu ideal untuk melaut
dan menganalisis pengaruh iklim terhadap pola pendapatan nelayan Pangandaran.
Indeks Iklim Melaut (IIM) dibangun berdasarkan kepada keeratan hubungan
antara kondisi iklim/cuaca dengan banyak hari melaut dan volume produksi ikan.
Jadi IIM menggambarkan kondisi iklim/cuaca yang aman untuk melaut dan
menggambarkan kelimpahan stok ikan di perairan pada waktu tertentu. Kondisi
iklim/cuaca yang digunakan ialah kecepatan angin, suhu permukaan laut (SPL),
dan curah hujan. Analisis yang dilakukan dalam menentukan IIM melalui
beberapa tahapan. Pertama ialah penentuan besar (bobot) pengaruh unsur iklim
terhadap banyak hari melaut dan volume tangkapan ikan dengan menggunakan
analisis regresi. Kedua, penghitungan nilai preferensi yang menggambarkan
tingkat kelayakan iklim/cuaca pada suatu waktu untuk melaut dan kelimpahan
ikan. Ketiga, mengelompokkan nilai preferensi ke dalam lima kategori (1 sampai
5) berdasarkan nilai presentil selang 20%. Keempat, menentukan IIM berdasarkan
kondisi iklim menurut kategori preferensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kondisi iklim pada kondisi preferensi sangat baik untuk melaut ialah saat
kecepatan angin rata-rata berkisar antara 4.4 dan 5.5 m/s, kondisi suhu permukaan
laut kurang dari 26.3oC dan curah hujan kurang dari 3 mm per hari (tidak ada
hujan). Sedangkan kondisi iklim yang sangat buruk untuk melaut ialah saat
kecepatan angin rata-rata kurang dari 2.3 m/s atau lebih besar dari 5.5 m/s, kondisi
suhu permukaan laut relatif panas (>28.1oC) dan curah hujan relatif tinggi (>10
mm per hari). Kondisi iklim yang sangat baik diberi skor 5 dan yang paling buruk
dengan skor 1. Nilai IIM ditetapkan berdasarkan jumlah nilai skor dari semua
kondisi iklim. Apabila kondisi iklim pada hari tertentu semuanya masuk kategori
sangat baik, maka total skor akan sama dengan 15, dan apabila semuanya sangat
buruk, total skor akan sama dengan 3. Nilai IIM ditetapkan berdasarkan total nilai
skor. Kondisi yang paling ideal untuk melaut ialah apabila nilai total skor antara
14 dan 15, sedangkan kondisi yang paling tidak ideal ialah antara 3 dan 5. Hasil
validasi menunjukkan bahwa pola perubahan nilai IIM mengikuti pola perubahan
volume tangkapan. Semakin tinggi nilai IIM semakin tinggi volume tangkapan
ikan. Dengan demikian, pola pendapatan nelayan juga mengikuti pola IIM. | id |