Gangguan Sinoptik di Wilayah Benua Maritim Bagian Barat pada Periode Boreal Winter
Abstract
Wilayah benua maritim merupakan wilayah yang banyak ditutupi awanawan
konvektif selama periode boreal winter. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi gangguan sinoptik di wilayah benua maritim bagian barat. Selama
periode pengamatan pada bulan DJF dari tahun 2005-2015, terdapat 290 hari
kejadian Borneo vortex dan 284 hari kejadian cold surge, dengan frekuensi kejadian
terbanyak berada pada bulan Desember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kejadian Borneo vortex dan cold surge berkontribusi dalam variabilitas konveksi di
wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, interaksi antara cold surge dengan
Borneo vortex menunjukkan dampak kedua sistem gerak yang berbeda terhadap
sistem konvektif di benua maritim. Saat terjadi Borneo vortex dan cold surge
menunjukkan sebaran curah hujan yang relatif rendah di Pulau Jawa. Namun, saat
kasus tidak terjadi Borneo vortex tetapi terjadi cold surge sebaran curah hujan di
Pulau Jawa menunjukkan nilai anomali positif. Kejadian Borneo vortex dan cold
surge secara bersamaan dapat meningkatkan pembentukan awan konvektif yang
akan meningkatkan curah hujan di sekitar wilayah pusat sirkulasi berada terutama
Laut Cina Selatan bagian selatan dan di sepanjang garis pantai barat Kalimantan
hingga mencapai 90 mm/hari di atas rata-ratanya.