dc.contributor.advisor | Risdiyanto, Idung | |
dc.contributor.author | Ardiansyah, Mochamad Faruq | |
dc.date.accessioned | 2018-01-26T06:53:15Z | |
dc.date.available | 2018-01-26T06:53:15Z | |
dc.date.issued | 2017 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/89618 | |
dc.description.abstract | Lahan gambut merupakan rosot karbon yang bersifat tidak stabil sehingga berpotensi menjadi sumber emisi karbon. Gangguan terhadap kondisi alami lahan gambut dapat disebabkan oleh pembukaan dan drainase lahan yang dapat mengubah nilai parameter fisik gambut dan emisi CO2. Salah satu metode untuk menilai kondisi lahan gambut yaitu pengukuran CO2. Pengukuran emisi CO2 dilakukan di tiga tutupan lahan pada kawasan konservasi dan restorasi gambut PT. BSS 1 Ketapang, Kalimantan Barat dengan menggunakan metode closed chamber. Tujuan penelitian ini meliputi : (1) mengukur dan menganalisis parameter fisik gambut dan emisi CO2 berdasarkan tutupan lahan dan waktu pengukuran yang berbeda; (2) menganalisis pengaruh parameter fisik gambut terhadap emisi CO2. Parameter fisik gambut yang diukur terdiri dari suhu gambut yang menunjukkan nilai cenderung menurun dengan bertambahnya kedalaman pada semak dan belukar serta relatif konstan pada hutan sekunder di semua kedalaman, lengas tanah menunjukkan nilai tinggi (>90%) dan cenderung konstan pada tiga tutupan lahan serta tidak terpengaruh oleh fluktuasi water level secara signifikan. Fluks CO2 rata-rata dari belukar sebesar 340,7 mg/m2/jam yang lebih tinggi dibandingkan dari semak sebesar 315,6 mg/m2/jam dan hutan sekunder sebesar 269,5 mg/m2/jam. Berdasarkan waktu pengukuran, fluks CO2 rata-rata tertinggi berasal dari pengukuran siang hari dibandingkan dengan waktu pengukuran lain. Fluks CO2 pada semak dan belukar cenderung akan naik pada pagi sampai siang hari dan kemudian menurun, sedangkan pada hutan sekunder mengalami peningkatan pada siang sampai sore. Hasil regresi menunjukkan bahwa peningkatan lengas tanah, suhu udara di dalam chamber dan nilai Ta-Ts akan menyebabkan peningkatan laju emisi CO2 pada semak dan belukar, sedangkan peningkatan suhu permukaan gambut akan menyebabkan peningkatan laju emisi CO2 pada ketiga tutupan lahan. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
dc.subject.ddc | Geophysiscs | id |
dc.subject.ddc | Emission | id |
dc.subject.ddc | 2017 | id |
dc.subject.ddc | Ketapang, Kalimantan Barat | id |
dc.title | Emisi Karbon Dioksida (CO2) pada Berbagai Tutupan Lahan Gambut (Studi Kasus : PT. BSS 1, Ketapang, Kalimantan Barat). | id |
dc.type | Undergraduate Thesis | id |
dc.subject.keyword | Ta-Ts | id |
dc.subject.keyword | closed chamber | id |
dc.subject.keyword | lengas tanah | id |
dc.subject.keyword | suhu gambut | id |
dc.subject.keyword | suhu udara | id |