Penggunaan Prediksi Iklim Musiman untuk Manajemen Tanam Tanaman Cabai Merah di Jawa Timur.
View/ Open
Date
2017Author
Putri, Irna Rizkiana
Faqih, Ahmad
Estiningtyas, Woro
Metadata
Show full item recordAbstract
Prediksi awal musim hujan dan kemarau penting dalam bidang pertanian,
termasuk hortikultura. Pemilihan waktu tanam suatu komoditas dapat berkaitan
dengan awal musim dan juga fase pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini
adalah mempelajari hubungan antara produktivitas tanaman cabai merah dengan
waktu tanam, serta mengkaji penerapan prediksi iklim musiman dalam
manajemen tanam tanaman cabai merah di Jawa Timur berbasis data luaran model
North American Multi-Model Ensemble (NMME). Perhitungan awal musim
kemarau (AMK) menggunakan metode yang digunakan oleh BMKG. AMK
dalam wilayah penelitian dipetakan secara spasial menggunakan dua pendekatan,
yaitu berdasarkan hasil Analisis Klaster dan berdasarkan batas administratif
wilayah. Secara umum AMK kebanyakan terjadi pada musim Maret-April-Mei
(MAM). Oleh karena itu, data curah hujan prediksi selama periode ini digunakan
sebagai prediktor untuk memprediksi AMK. Data curah hujan yang digunakan
berasal dari dua model NMME, yaitu CMC1-CanCMC3 dan GFDL-CM2p1-
aer04 dengan lead time 1 dan 2 bulan. Model prediksi awal musim dibangun
menggunakan metode Regresi Komponen Utama. Evaluasi model menggunakan
kurva Relative Operating Characteristic (ROC) menunjukkan bahwa model
CMC1-CanCMC3 lead time 2 bulan dan GFDL-CM2p1-aer04 lead time 1 bulan
dapat digunakan untuk prediksi AMK di wilayah kajian. Prediksi produktivitas
cabai merah yang ditanam pada musim tanam MAM tahun 2017 untuk wilayah
Malang, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi berturut-turut adalah 12.7, 14.1, 3.7
dan 13.1 ton/ha. Secara umum, hasil tersebut melebihi rata-rata produktivitas
nasional dan produktivitas tahun-tahun sebelumnya, kecuali untuk Kabupaten
Jember yang tidak melebihi rata-rata produktivitas nasional karena bukan
merupakan sentra cabai merah di Jawa Timur.