dc.description.abstract | Infeksi cacing Trichuris dapat menyebabkan diare, anoreksia, peradangan
dan perdarahan pada sekum dan usus. Infeksi cacing Trichuris juga dapat
menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dengan cara penurunan berat badan,
kerentanan terhadap infeksi penyakit, penurunan produktivitas, serta
menyebabkan kematian pada ternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga
prevalensi, derajat infeksi cacing Trichuris dan mengidentifikasi faktor risiko
kecacingan pada sapi potong di Desa Ronggo. Penelitian ini menggunakan metode
kajian lapang lintas seksional. Sebanyak 200 sampel feses sapi potong diperiksa
dengan mengunakan metode modifikasi McMaster dan metode flotasi sederhana
untuk menentukan jumlah telur per gram tinja (TTGT) dan keberadaan telur
cacing. Informasi mengenai manajemen pemeliharaan dan karakteristik peternak
diperoleh dengan wawancara melalui kuesioner terstruktur terhadap 90 peternak.
Data dianalisis dengan uji Khi-Kuadrat dan Fisher Exact Test. Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 33 sampel tinja positif terinfeksi cacing Trichuris dengan
tingkat prevalensi sebesar 16.5% [Selang Kepercayaan (SK) 95%; 11.35%-
21.64%]. Jumlah telur tiap gram tinja Trichuris sebanyak 191(SK 95%; 140-241),
yang termasuk kategori infeksi ringan. Tidak ada perbedaan prevalensi yang
signifikan antara jenis kelamin dan kelompok umur. Karakteristik peternak di
Desa Ronggo tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap infeksi
Trichuris. Prevalensi infeksi Trichuris berhubungan dengan jenis lantai kandang
tanah. Penggunaan tanah sebagai lantai kandang dapat meningkatkan infeksi
Trichuris. | id |