dc.description.abstract | Badak jawa merupakan mamalia yang terancam punah. Populasi badak jawa yang tersisa di alam sekitar 60 individu. Habitat badak satu-satunya di dunia saat ini terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Penyakit surra / trypanosomiasis memiliki potensi besar menginfeksi badak jawa di habitatnya. Hal ini disebabkan kerbau masyarakat sebagai reservoar surra bebas masuk ke dalam kawasan TNUK. Lalat Tabanidae diketahui merupakan vektor yang dapat mentransmisikan penyakit surra. Pengetahuan mengenai bioekologi Tabanidae di TNUK merupakan satu di antara cara mengetahui pengendalian Tabanidae yang efektif di habitat badak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, kondisi ekologi, dan pengaruh curah hujan terhadap kelimpahan Tabanidae di TNUK. Sampel dikoleksi menggunakan Nzi Trap sebanyak 3 kali dari Juli 2015 – September 2016. Setelah itu, lalat diidentifikasi di bawah mikroskop stereo pada laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 1266 lalat Tabanidae yang dikoleksi terdiri atas 20 spesies dan 3 genus. Spesies dengan kelimpahan tertinggi adalah Tabanus megalops (39.1 %). Populasi lalat yang tertangkap menurun saat tingkat curah hujan tinggi. Hubungan antara kelimpahan lalat Tabanidae dan curah hujan tiap pengambilan sampel sangat signifikan (P = 0.015 ˂ 0.05). Hasil analisis indeks keanekaragaman yang terdiri atas indeks richness, shanon wiener, dan indeks eveness di TNUK masing-masing sebesar 2.66, 1.91, dan 0.63. Hasil ini menunjukkan bahwa habitat lalat Tabanidae di kawasan TNUK sangat mendukung kehidupan lalat Tabanidae dibandingkan dengan desa penyangganya. | id |