dc.description.abstract | Permasalah utama pada peternakan unggas daerah tropis yang sering terjadi
adalah tinggi angka mortalitas. Kematian yang terjadi rata-rata karena unggas
terkena heat stres atau stres panas yang diakibatkan oleh temperatur yang tinggi
( >28 °C). Salah satu bentuk stres akibat pemberian cekaman panas adalah stress
oksidatif akibat peningkatan radikal bebas yang ditandai dengan meningkatnya
kadar differensial leukosit (heterofil, limfosit, monosit, basofil, dan eosinophil),
jumlah BDP dan MDA. Cekaman panas yang berkepanjangan diberikan pada 24
ekor burung puyuh yang dikelompokkan dalam empat grup yaitu A (39 °C), B
(41 °C), C (43 °C) dan D (45 °C). Pemberian cekaman panas dilakukan saat puyuh
berumur 2 hari. Pengambilan darah dilakukan saat puyuh berumur 6 minggu. Hasil
pengamatan yang dibandingkan dengan kelompok kontrol secara keseluruhan
menunjukkan terjadi peningkatan jumlah pada semua kelompok perlakuan.
Parameter yang mengalami peningkatan yaitu jumlah butir darah putih, heterofil,
eosinophil, monosit, rasio H/L serta kadar malondialdehid (MDA). Sedangkan pada
parameter limfosit dan basofil terjadi penurunan jumlah dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Peningkatan pada parameter utama yaitu, rasio H/L dan kadar
MDA mengindikasikan pememeliharaan pada suhu >25 °C dapat menimbulka n
stres oksidatif akibat cekaman panas pada puyuh. | id |